Logo Bloomberg Technoz

Perkembangan ini membuat pasar menilai arah kebijakan bank sentral The Federal Reserve/The Fed akan semakin dovish. Mengutip CME FedWatch, peluang suku bunga acuan tetap bertahan di 5,25-5,5% dalam rapat bulan depan adalah 89%. Jadi kemungkinan Federal Funds Rate sudah mencapai puncak, tidak naik lagi.

Akibatnya, dolar AS pun lesu karena tidak ada dorongan sentimen positif dari kenaikan suku bunga. Saat dolar AS melemah, harga emas akan bergerak sebaliknya.

Akan tetapi, kenaikan harga emas menjadi terbatas karena investor kemudian terlibat dalam euforia di pasar saham. Aksi beli di Wall Street membuat harga emas tidak bisa terkerek tinggi.

“Pelemahan dolar AS sedang terjadi, tetapi emas tidak akan melesat kalau Wall Street terus-menerus melakukan aksi borong,” ujar Edward Moya, Analis Senior OANDA, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Secara teknikal, sepertinya harga emas sedang menguji titik support terbawah di US$ 1.899,96/ons. Jika sudah sampai di sini, maka harga akan bersiap untuk rebound.

Target kenaikannya bisa mencapai US$ 1.941,11/ons. Jika tertembus, maka harga emas bisa naik lagi menuju US$ 1.966,18/ons.

(aji)

No more pages