“Kami sangat terinspirasi dari kehidupan alamiah mikroalga melalui sifatnya, cara kerja dan melindungi lingkungan. Mikroalga bagi kami adalah mesin biologis dan agen canggih dari alam yang mampu kita berdayakan, mencakup beragam kelompok evolusioner yang ditemukan di dalam biota perairan.”
“Mereka adalah mikroorganisme yang tangguh, tumbuh cepat, adaptif dan efektif dengan potensi besar dalam menangkap emisi karbondioksida (CO2) dalam skala yang sangat besar. Solusi dan inspirasi ini, kami bawa ke daratan untuk menangkap emisi karbondioksida (CO2) langsung dari sumber emisi karbondioksida (CO2) dengan inovasi teknologi fotobioreaktor yang kami kembangkan sebelum lepas ke atmosfer” jelasnya.
Industri merupakan penyumbang emisi karbondioksida (CO2) terbesar kedua setelah sektor pembangkit listrik. Sebanyak 215 juta ton CO2 telah dilepaskan (37% dari total emisi di Indonesia - data tahun 2021). Salah satu penyumbang polusi di kota – kota besar berasal dari produksi CO2 yang dihasilkan dari kegiatan industri.
Memanfaatkan lingkungan yaitu pohon untuk menyerap emisi karbondioksida (CO2), adalah salah satu solusi yang dilakukan untuk menyerap emisi karbondioksida (CO2). Akan tetapi memiliki kekurangan, aktivitas pohon untuk menyerap emisi karbondioksida membutuhkan waktu yang lama dari bibit pohon hingga menjadi pohon sedang, sehingga gas buang dari industri tetap lepas ke atmosfer, sementara lokasi hutan jauh dari sumber industri.
Dari alasan tersebutlah, Databiota dengan memaksimalkan pemanfaatan mikroalgae dan teknologi dapat membantu pohon dalam menyerap emisi karbondioksida dengan metode CCU (Carbon Capture Utilization).
Governance Databiota, Rizka Zamzani Ibrahim menyoroti tata kelola perkotaan sebagai kunci utama dalam upaya menangani isu polutan di perkotaan.
"Polusi udara bukan hanya soal lingkungan, tetapi juga kualitas hidup" kata Rizka. Dengan adanya komitmen dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, Databiota percaya bahwa visi mereka untuk mengurangi polusi di perkotaan bukan hanya mimpi."
"Kami yakin, dengan kerja sama dan inovasi yang tepat, kota-kota di Indonesia dapat bernafas lebih lega. Kota yang layak huni adalah kota yang udaranya bersih " tambah Rizka.
Tidak hanya dapat digunakan di perkotaan, Databiota juga merupakan solusi pengurangan emisi karbon dari industri.
"Kami berkomitmen untuk membantu industri bergerak menuju operasional yang lebih ramah lingkungan, mengurangi jejak karbon mereka, dan berkontribusi pada masa depan yang lebih hijau," tegas Rizka.
(adv)