Hari ini, Amerika juga melaporkan data terbaru klaim pengangguran. Klaim pengangguran mingguan di Amerika mencapai 248.000 klaim, lebih besar ketimbang estimasi pasar di angka 230.000 klaim.
Kemajuan pengendalian inflasi yang dikombinasikan dengan pertumbuhan ekonomi solid serta pasar tenaga kerja yang sehat dan secara bertahap mendingin, memberi tapak langkah ke arah yang benar bagi bank sentral.
Laporan inflasi Juli ini menjadi pivotal dan menjadi salah satu data terpenting yang menentukan arah bunga acuan Amerika. Bila tren yang terjadi saat ini berlanjut, pasar meyakini the Fed akan menahan bunga acuan di level 5,5% bulan depan.
Perincian dari data inflasi AS memperlihatkan, lebih dari 90% kenaikan pada keseluruhan inflasi IHK disumbang oleh biaya perumahan juga asuransi mobil.
Harga mobil bekas turun untuk bulan kedua sementara harga tiket pesawat juga mencetak penurunan berturut-turut terbesar sejak pandemi merebak. Harga makanan naik tertinggi sejak awal tahun ini.
Reaksi pasar
Kontrak berjangka saham Amerika menguat pasca pengumuman data penting tersebut. Disusul penurunan tingkat imbal hasil surat utang AS, US Treasury, tenor dua tahun hingga 8 bps.
UST tenor 2 tahun sangat sensitif pada kebijakan bunga acuan dan penurunan imbal hasil itu menjadi semacam konfirmasi bahwa the Fed kemungkinan besar tidak akan menaikkan bunga acuan pada FOMC September nanti.
Indeks S&P 500 futures naik 0,8%. Indeks dolar AS langsung melemah ke posisi 101,85. Begitu juga Bloomberg Dollar Spot Index yang langsung meluncur ke level terendah sejak 4 Agustus.
-- dengan bantuan laporan Reade Pickert dari Bloomberg News.
(rui)