Penerbitan Bitcoin dibatasi dalam beberapa cara. Untuk satu hal, menurut peraturan pada saat pendiriannya, hanya 21 juta bitcoin yang akan beredar.
Hal itu menarik bagi banyak orang yang takut bahwa uang fiat — jenis yang dikeluarkan oleh pemerintah— dapat kehilangan nilai karena inflasi jika terlalu banyak dicetak.
Halving juga mencegah inflasi dengan bertindak secara berkala memperlambat laju pembuatan Bitcoin, agar tidak melampaui permintaan.
Halving juga berfungsi sebagai sinyal cepat-cepat-beli dengan menunjukkan bahwa pertumbuhan yang lebih lambat dapat disertai dengan kenaikan harga.
Para pengamat pasar tetap ragu akan keberadaan mata uang digital ini. Pasalnya Bitcoin tidak memiliki hubungan dengan fundamental ekonomi secara nyata. Nilai BTC juga misterius, sangat volatil, karena bisa berbalik arah dalam tempat menit dari naik menuju penurunan tajam, ataupun sebaliknya.
Hal mendasar tentang Bitcoin
Bitcoin menjadi bahan perbincangan masyarakat dunia, dengan karakter unik seperti yang diinginkan penciptanya, Satoshi Nakamoto yang merupakan nama samaran. Satoshi mengaitkan pembuatan koin bertujuan untuk mencegah pemalsuan.
Penambang menghasilkan koin BTC lewat pekerjaan mining atau kalkulasi rumit yang memvalidasi transaksi pada sebuah blockchain, yang bertindak sebagai buku besar (ledger).
Jumlah penambang semakin bertambah seiring dengan tren kenaikan harga BTC. Mereka saling bersaing untuk mendapat satu koin BTC atau block reward.
Dengan perjalanan penambangan Bitcoin yang terus terjadi, sejatinya tidak ada kepastian April tahun depan akan terjadi ‘halving’, karena hal tersebut bersifat prediksi. Tanggal pasti ditentukan oleh waktu yang dibutuhkan menghasilkan blok baru, bisa melambat atau cepat tergantung pada sejumlah faktor.
Berdasarkan perkiraan sejumlah besar pengamat halving akan terjadi selama 64 kali sebelum BTC mencapai koin maksimum di 21 juta pada tahun 2140. Pada saat itu tiba halving akan berhenti, kemudian penambang ‘pensiun’ reward dan pergerakan harganya akan amat bergantung pada pembebanan biaya transaksi. Mirip dengan apa yang dilakukan oleh perusahaan kartu kredit, seperti dilaporkan Bloomberg News.
Halving memicu kenaikan harga Bitcoin?
Naik atau tidak masih merupakan perdebatan. 11 tahun lalu, data historis menjelaskan bahwa Bitcoin naik sekitar 8.000% dalam 12 bulan setelah pemotongan reward (halving), Kemudian BTC kembali naik hampir 1.000% setelah pemotongan pada tahun 2016.
Halving yang terjadi terakhir, pada Mei 2020, terjadi lesatan nilai dan menjadi rekor harga Bitcoin hampir US$69.000 pada November 2021. Dan pada April 2023 BTC menunjukkan perbaikan sekitar 67% setelah melewati periode kelam tahun lalu. BTC masih lalu-lalang di kisaran US$30.000.
Menurut Bloomberg Intelligence dan Matrixport halving yang terjadi 8 bulan lagi berpotensi memicu kenaikan setidaknya 81%. Sebaliknya, pihak yang skeptis meragukan bahwa kenaikan harga imbas dari diskon harga sekitar 50%. Kepercayaan lain lonjakan BTC secara periodik terus melambat karena meredanya ekspektasi penurunan suku bunga oleh bank sentral AS atau the Federal Reserve (Fed).
- Dengan asistensi Vildana Hajric, Sidhartha Shukla dan Brandon Kochkodin.
(krz/wep)