Pendapatan operasional perusahaan yang berbasis di Tokyo ini turun 31% pada kuartal fiskal pertama karena penurunan tajam pada kelompok film dan sensor. Laba bersih turun 17% meskipun pendapatan naik 33%.
Pendapatan operasional Sony turun 31% pada kuartal fiskal pertama, terjadi karena guncangan pada divisi sensor dan film. Laba bersih Sony turun 17%, meski pendapatan dilaporkan naik 33%.
“Pendapatan turun tajam di divisi film dan semikonduktor,” tulis analis Citigroup Inc, Kota Ezawa, dalam sebuah catatan untuk para investor.
Sony menaikkan perkiraan laba bersih mereka 2% menjadi ¥860 miliar atau sekitar US$6 miliar pada tahun fiskal ini. Estimasi ini lebih dekat dengan perkiraan para analis.
Prospeknya bisnis Sony masih terbebani oleh pemangkasan ekspektasi pada divisi sensor gambar dan film. Pemogokan yang dilakukan oleh para penulis dan aktor Hollywood juga bisa menyulut penurunan penjualan karena tertundanya peluncuran film dan serial televisi, katanya.
Sony melaporkan penjualan yang lebih lemah dari perkiraan untuk produk andalan, PlayStation 5 selama periode April-Juni. Hasil dari PS5 memicu kekhawatiran bahwa perusahaan ini perlu mengeluarkan lebih banyak biaya pemasaran demi mencapai target penjualan 25 juta unit pada tahun fiskal ini.
“Semua mata sekarang tertuju pada bagaimana Sony dapat meningkatkan penjualan PlayStation dan peluncuran Spider-Man pada musim gugur. Game tersebut benar-benar harus memberikan hasil yang baik untuk membawa Sony melewati musim liburan dan memasuki tahun 2024,” kata analis industri Serkan Toto, mengacu pada judul eksklusif PS5, Marvel's Spider-Man 2 yang akan diluncurkan pada 20 Oktober.
Sony telah meningkatkan penawaran atas konten produksi mereka dalam beberapa tahun terakhir. Namun pesaing mereka tampak lebih mendapatkan tempat, dari Activision Blizzard Inc.'s Diablo IV hingga Warner Bros Pictures's Barbie, sebuah film yang sebelumnya dipegang oleh Sony.
Analis Mitsubishi UFJ Morgan Stanley, Tomoki Komiya, mengatakan kepada para investor, perusahaan Jepang ini melihat lebih sedikit film blockbuster tahun ini, sementara terjadi kenaikan biaya.
Chief Operating Officer Sony, Hiroki Totoki mengatakan perusahaan mengharapkan pertumbuhan dalam bisnis konten dalam jangka menengah hingga panjang, meski pasar diselimuti ketidakpastian beberapa waktu ke depan mengacu pada risiko geopolitik dan makro ekonomi.
Saham Sony telah naik 29% sepanjang tahun ini hingga hari Rabu. Saham ini masih naik lebih dari 20% setelah kejatuhannya pada Kamis.
-Dengan asistensi Kurt Schussler.
(bbn)