Logo Bloomberg Technoz

Jelang Data Inflasi AS, Pemodal Berburu Saham dan Lepas SBN

Ruisa Khoiriyah
10 August 2023 11:55

Para Pialang sedang melakukan transaksi di Bursa saham Amerika Serikat, Wall Street. Fotographer: Michael Nagle/Bloomberg
Para Pialang sedang melakukan transaksi di Bursa saham Amerika Serikat, Wall Street. Fotographer: Michael Nagle/Bloomberg

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pelaku pasar modal di seluruh dunia hari ini harap-harap cemas menanti rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang akan dipublikasikan Kamis malam waktu Indonesia. Data inflasi AS akan memberikan konfirmasi lebih jelas terkait arah kebijakan bunga acuan Federal Reserve apakah pengetatan moneter akan terus dilanjutkan di sisa tahun ini atau bertahan di posisi sekarang dalam jangka waktu lama.

Konsensus analis yang dikompilasi oleh Bloomberg memperkirakan inflasi consumer price index (CPI) AS pada Juli akan sebesar 3,3% year-on-year, naik dari Juni di angka 3%. Sedangkan inflasi inti diperkirakan sebesar 4,7%, menurun dari Juni di angka 4,8%.

Sementara, inflasi CPI bulanan diperkirakan akan sebesar 0,2% dengan inflasi inti CPI month-to-month di angka yang sama.

Pelaku pasar saat ini cenderung berekspektsi kebijakan bunga acuan the Fed didasarkan pada skenario soft landing atau resesi dangkal pada kuartal IV-2023. Data inflasi AS hari ini dan rilis data harga produsen (Producer Price Index) esok hari akan mengonfirmasi skenario mana yang lebih kuat.

Bila pergerakan bulanan inflasi AS sudah memasuki tren baru dengan besaran inflasi 0,2% secara bulanan, maka keyakinan investor terhadap skenario “no second Fed rate hike in 2H23” akan semakin kuat.