Dari Asia, deflasi China pada Juli lalu diharapkan bisa mendorong bank sentral negeri itu untuk merilis kebijakan lanjutan agar bisa merangsang konsumsi domestik.
Pergerakan rupiah belakangan ini terus mengikuti irama yuan yang dibayangi pelemahan di negara dengan ukuran ekonomi terbesar di dunia itu. Pagi ini, yuan terpantau mempertahankan kenaikan tipis di tengah kenaikan imbal hasil US Treasury, surat utang Amerika, tenor dua tahun jelang rilis data inflasi Amerika dan tekanan di Wall Street tadi malam.
Di pasar derivatif, kontrak nondeliverable forward sepekan untuk pairing USD/IDR ditutup menguat tipis dan pagi ini terpantau melemah. Untuk NDF satu bulan, pola sebaliknya terjadi dengan pairing USD/IDR pagi ini terlihat menguat tipis ke kisaran Rp15.220/US$.
Dari kacamata teknikal, nilai tukar rupiah menghadapi dolar AS berpotensi menguat dengan target penguatan di kisaran Rp15.171-Rp15.146 per dolar AS. Sementara level resistance berikut berpotensi menuju Rp15.110/US$.
Dalam jangka pendek, rupiah membentuk tren rebound dengan terbentur support pada indikator MA-200. Sedangkan trendline garis biru menjadi support kedua, tertahan di level Rp15.255/US$.
Penjualan ritel domestik
Dalam laporan hasil survei penjualan ritel terbaru, Bank Indonesia menyatakan, penjualan ritel pada Juli diprediksi akan kembali melambat dengan pertumbuhan 6,3% secara tahunan. Adapun secara bulanan, penjualan ritel diprediksi akan anjlok lebih dalam dibandingkan Juni dengan kontraksi hingga 4,6%.
Beberapa sektor diprediksi akan mengalami perlambatan penjualan seperti kelompok barang budaya dan rekreasi juga bahan bakar kendaraan bermotor.
"Hal itu sejalan dengan normalisasi permintaan masyarakat setelah periode liburan sekolah, hari besar keagamaan dan cuti bersama," jelas Bank Indonesia seperti dilansir, Rabu (9/8/2023).
Bukan cuma itu, penjualan eceran juga diperkirakan masih akan melanjutkan tren penurunan hingga September nanti, diikuti oleh penurunan ekspektasi inflasi atau harga barang. Hasil survei memperlihatkan, penjualan ritel baru akan bangkit pada Desember yang diikuti juga oleh ekspektasi kenaikan harga.
-- dengan analisis teknikal M. Julian Fadli.
(rui)