Percobaan Pheu Thai menghubungi mantan sekutunya terjadi setelah partai menambahkan enam patari lain dalam koalisi yang juga beranggotakan partai konservatif Bhumjaithai. Dengan penambahan 16 anggota parlemen lagi, dukungan aliansi tersebut di DPR yang beranggotakan 500 orang naik menjadi 228 orang.
Jika Pheu Thai berhasil membangun koalisi mayoritas, maka hal ini dapat membantu meredakan ketidakpastian seputar pembentukan pemerintahan Thailand yang membuat warga gelisah dan mengguncang para investor. Diketahui, para investor asing telah melepas bersih saham Thailand senilai US$3,8 miliar tahun ini, mendorong indeks ekuitas negara itu menjadi 9% lebih rendah, dan menjadikan Thailand pasar utama dengan kinerja terburuk se-Asia.
Walaupun para eksekutif Pheu Thai mengaku percaya diri untuk membentuk pemerintahan dengan dukungan mayoritas di majelis rendah, masih belum jelas bagaimana hal ini akan memastikan kemenangan calon PM yang diusung, Srettha Thavisin. Mantan taipan properti itu membutuhkan dukungan mayoritas dari 750 anggota parlemen dalam sidang bersama majelis rendah dan senat yang ditunjuk militer.
Pheu Thai mungkin perlu memasukkan setidaknya satu dari dua partai yang didukung militer dalam koalisinya untuk mendapatkan dukungan senat, tetapi langkah itu dapat membuat mereka melawan anggota parlemen Move Forward yang akan duduk sebagai oposisi.
Cholnan mengatakan, lebih banyak partai akan secara resmi bergabung dengan koalisi Pheu Thai dalam beberapa hari mendatang. Sebagian besar partai-partai kecil sebelumnya merupakan bagian dari koalisi Partai Move Forward.
"Untuk mengatasi krisis ini, kita perlu mengakhiri polarisasi politik. Kami membutuhkan kerja sama dari semua pihak, semua kelompok, semua orang, untuk membentuk pemerintahan," kata Cholnan.
Dia menambahkan, persatuan dan rekonsiliasi adalah "agenda nasional utama" koalisi.
(bbn)
