Logo Bloomberg Technoz

"Saya agak kiri," kata Thyagarajan yang biasa dipanggil RT, saat diwawancara di kota Chennai, India selatan tempat dia mendirikan grup tersebut pada 1974. "Saya tidak pernah antusias untuk membuat hidup orang-orang yang sudah memiliki kehidupan menjadi lebih menyenangkan."

Sebaliknya, kata Thyagarajan, "saya ingin menghilangkan beberapa ketidaknyamanan dalam kehidupan orang-orang yang menghadapi masalah."

Karier Thyagarajan menyoroti peluang yang belum dimanfaatkan di negara terpadat di dunia itu, karena lebih dari 1,4 miliar penduduknya berusaha untuk masuk dalam kalangan kelas menengah yang terus berkembang. Meskipun pemerintahan Perdana Menteri (PM) Narendra Modi telah mendorong untuk memperluas akses ke layanan perbankan India, sekitar seperempat warga negara masih belum memiliki akses ke sistem keuangan formal. Menurut Bank Dunia, kira-kira sepertiga dari mereka yang memiliki rekening bank tidak pernah menggunakannya.

Thyagarajan mengatakan meminjamkan uang kepada orang miskin adalah bentuk sosialisme. Namun, dengan menawarkan opsi yang lebih murah daripada denda bagi mereka yang tidak memiliki rekening bank, Thyagarajan berusaha menunjukkan bahwa bisnis tersebut aman dan menguntungkan. Dengan melakukannya, dia membujuk perusahaan lain untuk menurunkan biaya pinjaman.

Sekarang, industri ini adalah sebuah bisnis besar. India memiliki sekitar 9.400 bank bayangan, yang sebagian besar menawarkan layanan keuangan kepada orang-orang yang ditolak oleh pemberi pinjaman konvensional.

"RT adalah orang yang berebda," kata Srinivas Balasubramanian, mitra senior dan kepala keuangan perusahaan di KPMG India. "Hanya sedikit yang bertahan dan berkembang dalam waktu yang lama."

Membangun Sebuah Kerajaan

Thyagarajan memang menonjol dalam industri yang dihadapkan dengan tantangan etika, dan rentan terhadap boom and bust (pertumbuhan dan penurunan yang bergantian), dengan ledakan yang terkadang mengancam sistem keuangan. Contoh paling nyata adalah krisis subrpime mortageg di Amerika Serikat (AS). Baru-baru ini terjadi, runtuhnya pemberi pinjaman non-bank di Meksiko tahun lalu melenyapkan miliaran investor.

Menempa perusahaan pemberi pinjaman yang diilhami oleh sosialisme mungkin tampak sebagai pilihan karier yang tidak terduga bagi seorang pria yang dibesarkan oleh keluarga yang bekerja sebagai pelayan di keluarga petani kaya di negara bagian Tamil Nadu. Namun Thyagarajan mengatakan dia selalu memiliki pola pikir analitis dan berorientasi egaliter.

Thyagarajan belajar matematika di tingkat sarjana dan master di Chennai sebelum menghabiskan tiga tahun di Institut Statistik India yang bergengsi di Kolkata.

Pada 1961, dia bergabung dengan New India Assurance Co., salah satu perusahaan asuransi terbesar di India. Thyagarajan memulai karier di bidang keuangan sebagai karyawan perusahaan selama dua dekade. Termasuk di antaranya bertugas di Vysya Bank, pemberi pinjaman regional, dan JB Boda  Co., sebuah broker reasuransi.

Shriram Group, R Thyagarajan. (Prashanth Vishwanathan/Bloomberg)

Seiring berjalannya waktu, orang-orang di Chennai datang kepadanya dan meminjam uang untuk membeli truk bekas. Thyagarajan memberi pinjaman kepada orang-orang itu dari warisannya. Lambat laun, usaha sampingan tersebut berupah menjadi bisnis utamanya. Pada usia 37 tahun, dia mendirikan Shriram Chits bersama teman dan kerabatnya.

Mereka yang tidak memiliki rekening bank sering mengandalkan apa yang disebut sebagai chit fund, skema tabungan kolektif di mana setiap anggota menyetor jumlah tetap setiap bulannya. Hasilnya diberikan kepada satu investor setiap bulan, sampai semua orang menerima bagian. Uang itu nantinya digunakan untuk membeli peralatan pertanian, biaya sekolah, atau pembelian besar lain.

Selama bertahun-tahun, Thyagarajan telah mendirikan perusahaan lain. Shriram pun akhirnya berkembang menjadi grup yang terdiri lebih dari 30 perusahaan.

Dalam pembiayaan truk, Thyagarajan melihat orang membayar tarif setinggi 80% karena bank tidak mau berurusan dengan mereka. Dia merasa pemikiran seperti itu salah.

"Dulu orang mengira karena suku bunga sangat tinggi, pinjaman itu sangat berisiko," katanya. "Saya menyadari hal ini sama sekali tidak berisiko."

Struktur Shriram Group. (Sumber: Bloomberg)

Pemikiran seperti itu yang menentukan hidupnya. Dia memutuskan untuk memberi pinjaman dengan suku bunga yang masih sangat tinggi menurut standar global, tetapi lebih rendah dari opsi lainnya. "Suku bunga bergerak dari 30%-35% menjadi 17%-18%," katanya. 

Thyagarajan mengatakan apa yang dia lakukan bukan sebagai bentuk kemurahan hati. Semua dilakukan dengan dua keyakinan utama kapitalis. Salah satunya adalah pentingnya kewirausahaan sektor swasta, dan yang lain merupakan keyakinan pada prinsip-prinsip pasar.

Etos itu telah membuahkan hasil: menurut pengajuan itu, Shriram mengumpulkan lebih dari 98% iuran tepat waktu. Unit lokal S&P Ratings mengatakan hal itu membuat keputusan pinjamannya benar.

Secara lebih luas, keberadaan pemodal non-bank seperti Shriram sangat penting untuk mendukung bank baru India. Menurut Bindu Ananth, salah satu pendiri Dvara Holdings, mereka menanggung pinjaman dan produk lain yang membutuhkan keahlian, yang sering kali tidak dimiliki bank.

"Memastikan partisipasi masyarakat miskin dan terpinggirkan dalam sistem keuangan formal India merupakan kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan," kata Ananth.

Sampai saat ini, Shriram Grup sudah melayani sekitar 23 juta pelanggan.

Shriram Finance Ltd. memiliki valuasi pasar sekitar US$8,5 miliar dan menghasilkan laba sekitar US$200 juta pada kuartal yang berakhir pada Juni. Hanya satu dari 34 analis yang melacak saham, yang merekomendasikan untuk menjualnya.

Pendekatan yang Berbeda

Meminjamkan uang kepada orang miskin bisa saja menjadi suram. Suku bunga yang terlalu tinggi secara rutin membuat peminjam yang rentan semakin terjerumus ke dalam utang. Di India, rentenir terkadang melakukan penagihan utang yang berat. Perlindungan konsumen sangat lemah dalam industri keuangan mikro, meskipun ditekankan untuk membantu mereka yang rentan.

Saat ditanya untuk menjelaskan apa yang membuat Shriram berbeda, Thyagarajan mengatakan bahwa grup tersebut tidak melihat skor kredit, misalnya, karena sebagian besar pelanggan bukan merupakan bagian dari sistem keuangan formal. Sebaliknya, staf mengandalkan referensi dari pelanggan yang sudah ada.

Secara internal, perusahaan juga mengambil pendekatan kompensasi yang unik. Thyagarajan selama ini percaya bahwa staf dibayar terlalu tinggi, meskipun mereka digaji lebih rendah dari UMR. Karyawan tingkat rendah sering kali berpenghasilan sekitar 30% lebih sedikit daripada rekan-rekan lainnya. Untuk eksekutif senior, gaji mereka dipotong 50%.

"Kami akan memberi mereka sebanyak yang mereka butuhkan untuk membuat mereka bahagia, bukan euforia," kata Thyagarajan. "Mereka seharusnya tidak didorong untuk membandingkan diri mereka dengan semua orang di sekitar mereka. Kalau begitu, mereka hanya akan sengsara."

Dia menegaskan sebagian besar karyawan puas dengan struktur ini. Meskipun bayarannya lebih rendah, staf mengatakan dalam wawancara bahwa pekerjaannya lebih fleksibel daripada perusahaan sejenis.

"Saya menghargai ketenagan pikiran, stabilitas, dan kenyamanan yang ditawarkan pekerjaan ini," kata Amol Bowlekar, manajer cabang Shriram Finance di Mumbai, yang mengatakan bahwa dia telah menolak sejumlah tawaran pekerjaan dengan gaji lebih tinggi. "Budaya grup ini lebih manusiawi. Tidak ada tekanan gila yang diberikan."

Hidup Sederhana

Bagian dari apa yang membuat sistem Shriram adil, kata para staf, adalah kesediaan Thyagarajan sendiri untuk hidup dengan sederhana. Selama bertahun-tahun, dia mengendarai hatchback Hyundai. Dia juga tidak punya ponsel, yang dianggap Thyagarajan mengganggu.

Sang taipan juga menyerahkan semua kepemilikan sahamnya di perusahaan Shriram kepada sekelompok karyawan, mentsranfernya ke Shriram Ownership Trust, yang didirikan pada 2006. Perpetual trust itu memiliki 44 eksekutif grup sebagai penerima manfaat. Setelah pensiun, para eksekutif akan berhenti bekerja dan membawa jutaan dolar.

Menurut sumber yang mengetahui masalah itu, nilai total kepemilikan holding tesebut melebihi US$750 juta, dan telah naik beberapa kali lipat dalam beberapa tahun terakhir. 

Dalam wawancara selama tiga jam dengan Bloomberg, Thyagarajan mengatakan saat ini dan sebelumnya tidak membutuhkan uang. Pada akhirnya, dia lebih memilih melakukan hal yang sederhana. Akhir-akhir ini, dia memilih menghabiskan waktu berjam-jam mendengarkan musik klasik dan membaca majalah bisnis barat.

Pada Desember, Shriram Transport Finance Co. bergabung dengan Shriram Capital Ltd. dan Shriram City Union Finance Ltd. dalam kesepakatan pertukaran saham. Shriram Transport mendanai truk, sedangkan Shriram City Union mendanai pembelian barang konsumen dan sepeda motor.

Thyagarajan mengatakan para eksekutif sudah merencanakan hal ini selama bertahun-tahun, tetapi dia tidak terlibat dalam detailnya. Dia tidak lagi punya peran formal di perusahaan, tetapi setiap dua minggu, manajer senior memberi pengarahan dan meminta nasihatnya.

"Saya memiliki kepribadian seorang konsultan," kata Thyagarajan. "Saya bisa melihat sesuatu dengan sedikit berbeda. Saya baik-baik saja dengan orang yang tidak menerima persepsi saya, dan melakukan sesuatu berdasarkan persepsi mereka. Dan jika ternyata saya benar dan mereka salah, yang lebih sering terjadi, saya dapat berkomunikasi dengan mereka nanti dan mengatakan bahwa saya sudah memberi tahu Anda."

Akan tetapi menurut Kranthi Bathini, ahli strategi saham di WealthMills Securities Pvt., kekuatan Shriram juga merupakan kelemahannya. Sebagian besar pelanggan adalah non-prima, yang berarti "kualitas aset dan profitabilitas dengan kinerja rendah bisa datang kapan saja."

Menurut Bathini, ada juga risiko yang muncul dari sosok orang kunci. Dengan pendiri "kultus" seperti Thyagarajan, sulit bagi orang lain untuk bisa memimpin.

Terakhir, Bathini mengatakan, pola pikir sayap kiri tidak selalu bagus untuk pengembalian pemegang saham, meskipun sejauh ini baik-baik saja.

Saham Shriram Finance. (Sumber: Bloomberg)

Meski begitu, rekor kesuksesan Thyagarajan sulit untuk diperdebatkan. Dia juga tidak selamanya hidup hemat, dengan mengatakan bahwa dia kadang menghabiskan waktu bersama keluarga ke tempat penangkaran harimau.

Satu-satunya penyesalannya bukan karena dia memberikan kekayaan, tetapi bagaimana dia melakukannya. Jika dia menyadari betapa menguntungkannya Shriram, dan seberapa banyak saham yang akan naik, dia akan menyebarkan keuntungannya.

"Saya tidak membayangkan bahwa begitu banyak uang akan dibagikan hanya kepada segelintir orang," katanya. "Saya tidak terlalu senang tentang hal ini, tetapi tidak apa-apa. Saya juga tidak terlalu sedih."

--Dengan asistensi dari Jane Pong.

(bbn)

No more pages