Edwil mengatakan saat ini PHR tengah mengupayakan produksi Minyak Non Konvensional (MNK) yang ada di sumur Gulamo dan Kelok yang ada di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil).
Pengeboran sumur MNK merupakan salah satu pengeboran terbesar yang dilakukan PHR, karena harus menembus hingga kedalaman 8.500 kaki dengan kapasitas rig sebesar 1.500 tenaga kuda (HP).
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto sebelumnya mengatakan Wilayah Kerja (WK) Rokan kini merupakan penghasil minyak terbesar di Indonesia.
"Produksi minyak Rokan saat ini ada di kisaran 162.000—165.000 barel minyak per hari dan itu nomor satu penghasil minyak di Indonesia," kata Dwi, akhir Juli.
WK Rokan sebelumnya dikelola oleh Chevron Pacific Indonesia dan sejak 2021 berpindah tangan ke Pertamina. Menurut Dwi, PHR terbukti berkinerja baik karena mampu meningkatkan produksi pascapengambilalihan.
Dwi berpendapat PHR juga mampu melakukan pengeboran secara masif di Blok Rokan, padahal, usai alih kelola, terdapat permasalahan administratif dan sumber daya manusia (SDM) yang harus diselesaikan di blok tersebut.
"Tak kurang dari 500 sumur sudah dilakukan pengeboran oleh PHR," ujarnya. Dwi menjelaskan setiap bulan PHR mampu mengebor 40 sumur.
(wdh/wep)