"Secara naluriah, saya merasa tidak nyaman melihat perusahaan-perusahaan besar menggunakan pandangan pelanggan mereka untuk menyampaikan poin politik," kata Kepala Sekretaris Perbendaharaan Inggris John Glen seperti dilaporkan Press Association. "Jika mereka ingin terlibat dalam politik, maka maju saja sebagai kandidat di pemilu."
Tanggapan Glen ini muncul usai kontroversi yang timbul akibat pencabutan rekening Farage oleh NatWest. CEO bank tersebut, Alison Rose, mengundurkan diri di bawah tekanan pemerintah setelah mengakui bocornya rincian diskusi perusahaan itu mengenai rekening Farage.
Perlawanan terhadap perusahaan-perusahaan yang mengekspresikan pandangan politik ini dimulai di AS, di mana produsen bir Anheuser-Busch InBev mengalami penurutan penjualan bir Bud Light setelah menggunakan seorang figur transgender untuk mempromosikan merek tersebut.
Partai Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, semakin mengadopsi retorika "anti-woke" serupa untuk membedakan diri dengan oposisi menjelang pemilu yang kemungkinan berlangsung tahun depan.
Sunak dan pemimpin Partai Buruh, Keir Starmer, telah terlibat dalam perdebatan seputar jenis kelamin biologis dan kebebasan berbicara, yang sering kali mengaburkan isu yang lebih penting, seperti penurunan pendapatan sejak tahun 1970-an, waktu tunggu di layanan kesehatan, dan pembuangan limbah kotoran di laut dan sungai Britania.
Sebuah konsultan inklusi Unmistakables mencatat penggunaan kata "woke" di media Inggris meningkat 19% dan 34% di media sosial pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan dengan tahun 2022.
Gambar di sepatu Docmart
Kreasi seniman Jess Vosseteig di sepasang seoatu Dr. Martens (Docmart) menuai perdebatan dengan gambar sosok berwarna pink dan bendera pelangi.
Juru bicara perusahaan mengatakan bahwa sepatu boots tersebut adalah bagian dari kompetisi media sosial AS yang telah lama ada di mana seniman-seniman merancang sepasang sepatu yang akan diberikan kepada masyarakat.
“Kami selalu menganut keragaman dalam komunitas Dr. Martens. Kami bangga mendukung tim kami dan para pemakai kami, serta terus mendukung kreativitas dan kebebasan berekspresi," ujar perusahaan.
Costa Coffee milik Coca-Cola pun dihadapkan pada seruan untuk memboikot atas mural yang menampilkan seorang transgender dengan bekas luka mastektomi. Perusahaan tersebut mengatakan bahwa langkah itu adalah untuk "menampilkan dan merayakan inklusivitas."
Mantan pelari maraton Inggris, Mara Yamauchi, mengkritik kedua perusahaan tersebut dalam sebuah unggahan di Twitter, platform media sosial yang diubah namanya oleh Elon Musk menjadi X, dan mengatakan ia akan memboikot dua merek itu.
Seruan di media sosial untuk memboikot Docmart mungkin akan tidak didengar oleh telinga pejabat perusahaan, karena produsen sepatu ini terkenal dengan budaya punk dan muda.
Pemboikotan bir
Namun, penentangan baru-baru ini terhadap Bud Light menjadi peringatan yang kurang menyenangkan bagi perusahaan-perusahaan Inggris. AB InBev memutuskan hubungan dengan influencer transgender Dylan Mulvaney setelah pemasaran yang buruk di Instagram.
Hal itu menyebabkan penurunan penjualan Bud Light di AS yang beberapa analis katakan mungkin akan berlangsung lama. Pada kuartal kedua, pendapatan AB InBev di AS turun 11% dan keuntungan merosot 28%.
CEO Heineken NV, Dolf van den Brink, juga turut mengkritik pesaingnya itu ketika ditanya tentang Bud Light dalam wawancara dengan CNBC.
"Dalam masyarakat terjadi polarisasi yang cukup besar dan hal itu memengaruhi semua pemangku kepentingan, bisnis, dan merek," katanya.
"Karena itu, Anda harus berpikir dengan bijaksana, Anda harus seimbang. Tetapi pada saat yang sama, Anda harus berpegang pada nilai dan prinsip Anda."
Analisis AB InBev menunjukkan bahwa para penikmat bir tidak ingin perusahaan ini memantik isu-isu sosial. Survei terhadap 170.000 pelanggannya sejak April menunjukkan bahwa mereka ingin menikmati minuman mereka "tanpa adanya perdebatan" dan mendesak Bud Light untuk "fokus pada bir," kata CEO Anheuser-Busch InBev, Michel Doukeris.
--Dengan asistensi Joe Mayes dan Brendan Scott.
(bbn)