"Kenapa banyak negara ingin men-drive ekonominya lewat usaha real estat, usaha-usaha properti, ya karena kontribusi di PDB-nya sangat tinggi di semua negara,"
Jokowi menegaskan tidak ada industri yang semasif efeknya selain sektor properti tersebut. Ia juga lantas menyinggung kasus jatuhnya perusahaan properti raksasa China yakni Evergrande. Evergrande diketahui memiliki utang mencapai US$300 miliar atau sekitar Rp 4.439 triliun dengan bunga utang yang telah jatuh tempo sebesar 83,5 juta dollar AS.
"Sekali lagi hati-hati mengenai ini. Semua harus dikendalikan. Berapa backlog kita, jangan hanya bangun, bangun, bangun, padahal backlog kita sudah tak ada misalnya. Semua manajemen [harus] dikendalikan, harus dikelola. Alhamdulillah di Indonesia tak begitu," tutur Jokowi.
(ibn/evs)