Logo Bloomberg Technoz

Penjualan Ritel Bisa Makin Lesu Tanpa Pengungkit Baru

Ruisa Khoiriyah
09 August 2023 15:00

Pembeli melihat-lihat pakaian di pusat perbelanjaan Blok M Plaza di Jakarta, Minggu (2/5/2021). (Dimas Ardian/Bloomberg)
Pembeli melihat-lihat pakaian di pusat perbelanjaan Blok M Plaza di Jakarta, Minggu (2/5/2021). (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Greget belanja masyarakat Indonesia diperkirakan akan kembali melemah pada Juli lalu setelah mencatat pertumbuhan signifikan di bulan sebelumnya, memberikan peringatan outlook pertumbuhan ekonomi RI di sisa tahun ini yang menghadapi tekanan penurunan kinerja ekspor.

Penjualan ritel domestik juga diperkirakan akan melanjutkan penurunan sampai September nanti. Di tengah ancaman kenaikan harga pangan akibat El Nino yang mulai menguar ditambah pelemahan rupiah yang bisa memantik inflasi barang impor, perekonomian RI membutuhkan dorongan lebih lanjut agar belanja masyarakat tetap terungkit ketika bonanza komoditas telah berakhir. 

Indonesia memang mencatat kinerja pertumbuhan ekonomi impresif pada kuartal II-2023 di angka 5,17%, disokong kebangkitan konsumsi rumah tangga yang mampu tumbuh ke level tertinggi dua tahun terakhir sebesar 5,23%.

Akan tetapi, capaian itu lebih banyak disokong kedatangan perayaan Lebaran 2023. Di sisa tahun ini, tidak ada lagi momen perayaan sebesar Lebaran yang bisa mendongkrak konsumsi, sehingga pengungkit baru dibutuhkan.

Dalam laporan hasil survei penjualan ritel terbaru, Bank Indonesia menyatakan, penjualan ritel pada Juli diprediksi akan kembali melambat dengan pertumbuhan 6,3% secara tahunan. Adapun secara bulanan, penjualan ritel diprediksi akan anjlok lebih dalam dibandingkan Juni dengan kontraksi hingga 4,6%.