Bloomberg Technoz, Jakarta - Emiten BUMN Karya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT), terus bergelut dengan utang yang menggunung. Permasalahan utang ini terus menjadi sorotan. Bahkan, utang-utang terhadap bank menjadi salah satu porsi terbesar, termasuk terhadap bank-bank BUMN.

Berdasarkan laporan keuangan semester I-2023, Waskita Karya mencatatkan beban utang dan rasio utang yang luar biasa tinggi. Waskita mencatat total utang mencapai Rp84,31 triliun. Adapun sejumlah Rp22,79 triliun adalah utang jangka pendek (current liabilities) dan Rp61,51 triliun merupakan utang jangka panjang. 

Total utang tersebut setara dengan 87,53% dari total asetnya yang sebesar Rp96,32 triliun. Sementara ekuitas atau modalnya hanya Rp12,01 triliun.

Menariknya, utang-utang yang diderita Waskita sangat beragam, salah satunya adalah beban utang bank yang bersifat jangka panjang. Kemudian, utang yang berasal dari perusahaan atau induk dibagi lagi menjadi dua bagian, berdasarkan Perjanjian Restrukturisasi Induk (Master Restructuring Agreement) dan juga terdapat Sindikasi Modal Kerja (Working Capital Syndication).

Lebih lanjut, terdapat empat bank BUMN terimbas utang yang menggunung Waskita Karya. Mereka adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), hingga PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS).