Agusman juga tercatat mempunyai harta bergerak lainnya senilai Rp 873.475.500, kas dan setara kas senilai Rp 9.548.567.794, serta harta lainnya senilai Rp 8.148.587.712. Dia juga memiliki utang sebesar Rp 97.876.400. Sehingga total kekayaan yang Agusman miliki adalah Rp 23.831.199.606.
Dalam pemaparannya di depan Komisi XI DPR, Agusman mengatakan, permasalahan pembiayaan yang dihadapi saat ini adalah masih lemahnya perlindungan konsumen serta rendahnya pendalaman pasar keuangan. Sementara perkembangan teknologi digital terus meningkat dan terus terjadi peningkatan jumlah generasi milenial, serta peningkatan akan kesadaran pembiayaan ramah lingkungan.
"Secara khusus, tantangan yang dihadapi oleh sektor industri lembaga pembiayaan, perusahaan modal ventura, lembaga keuangan mikro, dan lembaga Jasa keuangan lainnya dapat dikategorikan menjadi tantangan kelembagaan dan bisnis," ujar Agusman.
Untuk tantangan kelembagaan sendiri, menurutnya kondisi saat ini tata kelola dan manajemen resiko terbilang lemah. selain itu, terbatasnya SDM secara kualitas dan kuantitas. Terakhir, lemahnya dukungan infrastruktur teknologi informasi.
"Tantangan ini terutama dialami oleh perusahaan yang volume usahanya lebih kecil atau mengalami sumber daya keuangan terbatas," ungkapnya.
Oleh karenanya ia memiliki visi menjadikan OJK lembaga yang tepercaya dan harus berhasil melindungi kepentingan konsumen guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional untuk Indonesia maju. Sementara, misi ke depannya adalah dapat melaksanakan pengawasan lembaga pembiayaan, perusahaan modal ventura, lembaga keuangan mikro, dan lembaga jasa keuangan lainnya untuk memastikan terjaganya kepentingan konsumen.
Ia juga akan memastikan peningkatan dukungan lembaga pembiayaan, perusahaan modal ventura, lembaga keuangan mikro, dan lembaga jasa keuangan lainnya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional serta berjalannya koordinasi dalam rangka menjaga efektivitas pengawasan dan stabilitas sistem keuangan. Adapun strategi yang diusung Agusman untuk pengawasan industri tersebut yakni penguatan kelembagaan, pengembangan bisnis, serta penguatan pengawasan dan pengaturan.
Bos OJK baru di bidang pembiayaan ini, lahir di Padang pada 1965. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana di bidang Akuntansi Universitas Andalas pada tahun 1989. Mendapat gelar Master di bidang Economics dan Finance dari Curtin University of Technology pada tahun 1998. Ia juga mendapat gelar Ph.D di bidang Banking and Finance dari Australian National University pada 2006.
Agusman memulai kariernya di BI pada 1992. Sejak 2020, Agusman menjabat sebagai Kepala Departemen Audit Internal. Ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Departemen Surveillance Sistem Keuangan (2016-2017), Kepala Departemen Komunikasi (2017-2019), dan Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan (2019).
(evs)