Logo Bloomberg Technoz

The Fed Mulai Kalem, Tapi BI Rasanya Belum Bisa Turunkan Bunga

Ruisa Khoiriyah
09 August 2023 11:30

Gubernur BI dan Anggota Dewan Gubernur BI usai RDG (Dok. Bank Indonesia)
Gubernur BI dan Anggota Dewan Gubernur BI usai RDG (Dok. Bank Indonesia)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pengumuman data inflasi Amerika Kamis esok akan menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh pelaku pasar global dalam menghitung potensi pergerakan bunga acuan Federal Reserve, di kala berbagai pernyataan bernada dovish semakin marak terdengar dari banyak pejabat bank sentral Amerika Serikat tersebut.

Pemerintah AS akan mengumumkan inflasi Consumer Price Index (CPI) Amerika untuk Juli dengan konsensus pasar memperkirakan CPI bulanan sebesar 0,2% dan CPI inti bulanan di angka yang sama. Sementara inflasi CPI secara tahunan diperkirakan di angka 3,3% -naik dari Juni 3%, dengan inflasi inti secara tahunan diprediksi di kisaran 4,7% di mana itu berarti penurunan dari Juni sebesar 4,8%.

Pelaku pasar saat ini cenderung berekspektasi kebijakan bunga acuan the Fed didasarkan pada skenario soft landing atau resesi dangkal pada kuartal IV-2023, akan tetapi itu masih membutuhkan konfirmasi dari rilis data inflasi CPI dan harga produsen (Producer Price Index) pekan ini.

"Bila pergerakan bulanan inflasi CPI Amerika sudah memasuki tren baru dengan besaran inflasi 0,2% secara bulanan, maka keyakinan investor terhadap skenario “no second Fed rate hike in 2H23” akan semakin kuat," kata Lionel Prayadi, Macro Strategist Samuel Sekuritas Indonesia dalam catatan, dilansir Rabu (9/8/2023).

Pernyataan beberapa pejabat the Fed belakangan ini juga membuat ekspektasi pasar semakin mendekat pada skenario puncak bunga FFR sudah tercapai di 5,50%.