Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Badan Kepabeanan China mengumumkan pada Selasa (8/8/2023) waktu setempat, ekspor drop 14,5% dalam nilai dolar pada Juli dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ini merupakan penurunan terburuk sejak Februari 2020 silam. Sementara impor menyusut 12,4%.
Dengan demikian, angka surplus perdagangan China tercatat hanya sebesar US$80,6 miliar pada Juli. Adapun angka ekspor dan impor di atas lebih buruk dari yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg.
Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, selama 7 bulan pertama tahun 2023 ini, China telah membukukan surplus Neraca Perdagangan sebesar US$489.6 miliar, dengan ekspor menyusut 5%, sementara impor berkurang 7,6%.
“Sebagian investor masih berharap Pemerintah China akan meluncurkan paket stimulus yang bersifat menyeluruh untuk menggairahkan aktivitas ekonomi,” jelas Tim Research Phillip Sekuritas.
Beberapa kebijakan kecil untuk menopang pasar properti sudah diluncurkan beberapa minggu lalu, namun belum ada bocoran mengenai paket stimulus ekonomi yang berskala besar. Hal ini masih sangat dinantikan sebagai upaya untuk mendongkrak pemulihan ekonomi China yang lebih baik.
Sentimen yang kurang positif juga datang dari dalam negeri, data Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) pada Juli turun ke level 123,5, terendah dalam 4 bulan terakhir. Adapun IKK sebelumnya tercatat pada level 127.1 pada Juni.
Adapun Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) pada Juli tercatat 113,8 dengan bulan sebelumnya masih 116,8. Sedangkan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Juli ada pada 133,2, tidak setinggi bulan sebelumnya yang tercatat mencapai 137,5.
Menelaah lebih jauh, Indeks Ekspektasi Penghasilan, Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja, serta Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha. Ketiganya mencatatkan kontraksi yang masing-masing sejumlah 1,7 poin, 5,8 poin, dan 5,1 poin.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG terkoreksi 0,26% ke 6.868 dan kembali disertai dengan munculnya volume penjualan.
“Pada skenario terbaiknya (label biru), posisi IHSG saat ini sedang berada di awal wave v dari wave (a) dari wave [iii] yang berarti selama IHSG masih mampu berada di atas 6.834 sebagai stoplossnya, maka IHSG masih berpeluang berbalik menguat untuk menguji 6.966-7.013,” papar Herditya dalam risetnya pada Rabu (9/8/2023).
Herditya juga memberikan catatan, apabila menembus 6.834 maka IHSG akan terkoreksi ke rentang 6.793-6.820 untuk membentuk wave iv dari wave (a) dari wave [iii].
Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, BIRD, BRPT, INKP dan PTBA.
Analis CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, pada perdagangan Selasa kemarin IHSG melemah 0,26% ke 6.868, dengan investor asing mencatatkan net buy sejumlah Rp133,98 miliar pada reguler market.
Melihat hal tersebut, CGS-CIMB memperkirakan IHSG berpotensi bergerak cenderung sideways pada hari ini, dengan support 6.830–6.780 dan resistance 6.950–6.970.
Dengan saham rekomendasinya ialah AMRT, ISAT, BSDE, BRIS, APLN dan SILO.
(fad/ezr)