Lokasi ini dinilai cukup strategis dan bisa menjadi pintu gerbang ekosistem perdagangan energi melalui koridor Singapura—Indonesia yang memiliki porsi 30%—35% alur perdagangan global untuk minyak dan gas alam cair.
“Terminal ini sekaligus pelopor yang memasukkan faktor ESG dan konsep karbon netral dalam pembangunan, mulai dari tahap konstruksi hingga operasional. Dari sisi teknologi, terminal ini juga menerapkan sistem digital yang akan membuat pengelolaannya lebih modern dan efisien. Kami akan pasang teknologi terbaik agar terminal ini dioperasikan dengan standar terbaik, efisien, aman, andal, juga tentunya emisinya lebih rendah,” kata Yoki.
Isu keamanan TBBM Pertamina mencuat usai terjadi kebakaran besar di salah satu tangkinya di Depo Plumpang, Jumat (3/3/2023). Dalam peristiwa tersebut; sebanyak 28 orang meninggal dunia, puluhan orang mengalami luka-luka, dan ratusan warga kehilangan tempat tinggal.
Menteri BUMN Erick Thohir sempat mengambil langkah cepat dengan menjalin koordinasi dengan Pertamina dan Pelindo. Dia pun sempat mengumumkan, Depo Plumpang akan pindah ke kawasan Pelabuhan Tanjung Priok agar jauh dari pemukiman masyarakat.
(wdh)