Sebelumnya, Korea Selatan memang telah melakukan persiapan menghadapi Khanun selama kurang dari setahun setelah Topan Super Hinnamnor mengganggu produksi sejumlah perusahaan besar, termasuk Posco Holdings Inc.
Pada beberapa waktu terakhir, Korea Selatan juga telah dilanda cuaca ekstrem, mulai dari banjir hingga panas terik. Pada bulan Juli, hujan deras di Negeri Gingseng itu juga telah menyebabkan puluhan orang tewas akibat banjir dan tanah longsor. Bahkan, pemerintah pada pekan lalu juga telah menaikkan peringatan gelombang panas ke level tertinggi untuk pertama kalinya dalam empat tahun, dengan beberapa bagian negara mengalami suhu di atas 38C (100F).
Khanun juga diperkirakan akan melanda Korea Utara Jumat Pagi (11/8/2023). Hal ini meningkatkan kemungkinan badai tersebut dapat memusnahkan tanaman dan merusak lahan pertanian di negara yang tengah berjuang melawan kekurangan pangan kronis. Namun, Biro Cuaca mengatakan ada kemungkinan besar badai tersebut mengubah jalurnya.
Sebagai informasi, Khanun saat ini berada sekitar 300 kilometer selatan Kagoshima Jepang. Badai itu pun turut mempengaruhi industri transportasi di Jepang. Juru bicara Japan Airlines Co mengatakan 132 penerbangan untuk keberangkatan dan kedatangan terutama dari Kyushu pada hari Selasa telah dibatalkan dan mempengaruhi lebih dari 8.000 orang. Serupa, ANA Holdings Inc. mengatakan 36 penerbangan keberangkatan dan kedatangan dari Miyazaki dan Kagoshima di Kyushu telah dibatalkan untuk hari Selasa dan Rabu dan mempengaruhi sekitar 3.500 pelanggan.
Sementara Kyushu Railway Co. mengatakan operasional kereta mungkin akan tertunda atau ditangguhkan, dan West Japan Railway Co. mengatakan akan menghentikan operasi kereta berkecepatan tinggi (Shinkansen) antara Osaka dan Kyushu dari Rabu malam hingga Kamis pagi.
(bbn)