“Padahal polusi itu yang berbahaya efek jangka panjangnya. Kalau kita menghirup udara polutan di Jakarta seperti ini berbulan-bulan, bertahun-tahun. Penurunan fungsi paru, alergi, asma, risiko PPOK, penyakit jantung bahkan kanker bisa muncul,” ujarnya.
Oleh sebab itu dengan kondisi kualitas udara buruk, masyarakat diminta untuk ikut waspada dan juga aktif ikut mengurangi sumber polusi udara. Caranya antara lain dengan menggunakan moda transportasi masal dan tidak membakar sampah sembarangan. Namun peran pemerintah juga amat krusial untuk menanggulanginya.
“Kemudian jika ada polutan kita harus meminimalkan pancaran polusi udara dengan mengurangi aktivitas di luar ruangan ketika Indeks air quality-nya sedang di atas 150,” kata dia.
Terpantau pada Senin, (7/8/2023) indeks kualitas udara (AQI) khususnya di daerah Jakarta menjadi yang paling terburuk dalam kurun waktu sepekan terakhir dengan nilai poin 186, jauh dari indeks kualitas udara yang baik yakni di angka 0-50. Sedangkan AQI di atas 300 yang sudah dianggap berbahaya.
(prc/ezr)