Logo Bloomberg Technoz

“Deflasi adalah risiko signifikan yang mencerminkan lemahnya permintaan dan akan berdampak pendapatan para perusahaan di China. Sisi positifnya adalah angka inflasi yang lebih lemah membuka peluang untuk pelonggaran moneter lebih lanjut,” kata Marvin Chen, analis Bloomberg Intelligence.

Saham-saham perusahaan China mengalami perbaikan usai pemerintah Beijing menyatakan akan mendorong perbaikan ekonomi dalam negeri lewat serangkaian kebijakan, pada pertemuan Politbiro di akhir Juli. Namun data ekonomi justru menunjukkan lebih banyak pelemahan, dan dampak dari kebijakan-kebijakan pro-pertumbuhan masih harus dibuktikan.

Investor asing tercatat melepas beberapa saham-saham perusahaan China yang tercatat di bursa. Catatan perdagangan menunjukkan penjualan bersih mencapai 4,5 miliar yuan atau US$620 juta, pada sesi Selasa. Sehari sebelumnya asing juga melaps saham sebanyak 2,5 miliar yuan.

Ilustrasi pasar saham China. (Dok: Bloomberg)

“Kesabaran orang-orang terhadap stimulus juga berkurang," kata Willer Chen, analis riset senior Forsyth Barr Asia Ltd.

Kekhawatiran terhadap industri properti kembali muncul, dengan para short sellers membidik Country Garden setelah pengembang membatalkan rencana penjualan saham minggu lalu.

Pada saat yang sama, penurunan ekuitas menjadikan pasar China adalah “salah satu yang termurah di kawasan ini,” kata Zhikai Chen, kepala ekuitas Asia dan global EM BNP Paribas Asset Management.

Menurut dia perlu ada langkah lanjutkan untuk mendukung ekonomi dan mendorong konsumsi sesuai harapan. Pendapatan diharapkan terus membaik di sisa tahun 2023, kata Zhikai. Meski sedikit orang yang percaya pada skema ini.

- Dengan asistensi Abhishek Vishnoi, Haidi Lun, David Ingles dan Yvonne Man.

(bbn/wep)

No more pages