Hal ini menjadikan stablecoin menjadi tujuan investor kripto yang ingin menyimpan dana mereka hasil keuntungan trading yang aman, tanpa harus mengonversi dengan mata uang konvensional, bahkan memindahkan pada aset digital atau ke exchanger lain. Stablecoin yang paling banyak digunakan adalah Tether, yang dapat ditukarkan dengan ribuan mata uang kripto lainnya, meskipun terdapat puluhan stablecoin selain dia.
2. Bagaimana mereka mempertahankan nilai stablecoin?
Banyak penerbit stablecoin mengatakan bahwa mereka menyimpan uang tunai atau aset lain untuk menyamai nilai stablecoin yang beredar. Artinya saat pengguna membayar Tether US$1 untuk sebuah token, uang ini disimpan dalam aset yang relatif aman.
Jenis lain yang dikenal sebagai stablecoin algoritma menggunakan sistem operasi terotomasi dengan maksud untuk mempertahankan nilainya. Beberapa di antaranya mampu menyesuaikan pasokannya—dengan menghasilkan lebih banyak koin ketika diperdagangkan di atas nilai yang dipatok sehingga harga turun, dan menghapus beberapa dari peredaran ketika jatuh di bawah patokan, sehingga harganya naik.
Meski demikian daya tarik stablecoin algoritma sempat turun saat TerraUSD dan token Luna, melebur pada Mei 2022, yang imbasnya kehilangan nilai pasar US$60 miliar dalam beberapa hari.
3. Apa yang penting tentang PayPal?
PayPal merupakan teknologi yang populer dan diterima untuk mentransfer uang di antara individu dan bisnis. PayPal memiliki 431 juta akun aktif di seluruh dunia. Perlu dicatat juga bahwa PayPal, yang sebelumnya telah meninggalkan konsorsium Diem bentukan Facebook karena kurangnya kejelasan peraturan, mengatakan telah melakukan diskusi ekstensif dengan regulator dan pembuat kebijakan AS, sebelum menerbitkan stablecoin sendiri, Senin (7/8/2023).
Peta regulasi “berkembang menuju kejelasan yang lebih baik,” kata Jose Fernandez da Ponte, kepala tim blockchain dan mata uang digital PayPal. Perusahaan mengatakan bahwa stablecoin-nya akan sepenuhnya didukung oleh deposito dolar AS, obligasi jangka pendek, dan setara kas serupa.
4. Tantangan regulator terhadap stablecoin
Badan keuangan AS menyerukan undang-undang yang akan mengatur perusahaan pengelola stablecoin dengan cara yang sama seperti bank. Regulator New York bahkan memerintahkan penerbit stablecoin utama untuk berhenti mencetak koin ini pada bulan Februari.
Terdapat kekhawatiran kejatuhan lebih banyak stablecoin hingga dapat memicu penjualan aset lain karena pendukung mereka mencoba mempertahankan nilai acuan. Kekhawatiran lain skenario sebaliknya —bahwa stablecoin membuktikan hingga nilainya justru melambung tinggi dan berdampak pada berpindahnya sebagian besar uang tanpa melewati sistem perbankan formal. Hal ini akan mengacaukan monopoli moneter bank sentral, juga memungkinkan penjahat untuk melakukan pencucian uang dalam jumlah besar.
5. Apa langkah regulator?
Bank sentral AS atau the Federal Reserve (Fed) menginginkan penambahan fungsi pengawasan atas pengelola stablecoin, seperti yang sudah terjadi di perbankan. Terdapat syarat bahwa mereka harus memiliki modal kuat, dengan tingkat pengawasan konstan untuk memastikan stabilitas perusahaan.
Dalam sebuah panel bersama DPR, telah terdapat usulan aturan-aturan untuk stablecoin namun langkah tersebut mungkin terkendala untuk diloloskan oleh Senat. Beberapa lembaga keuangan tradisional dan bank sentral sedang membuat token digital mereka sendiri. Tujuannya mempercepat dan mempermudah transaksi dibandingkan dengan uang konvensional, namun tetap aman dibandingkan mata uang kripto. FedNow, sebuah sistem pembayaran instan dari the Fed rilis bulan Juli lalu. FedNow menjadi cara tercepat memindahkan dana.
6. Apa itu BUSD?
BUSD merupakan stablecoin yang diterbitkan Paxos Trust Co. lewat kemitraan dengan Binance Holdings Ltd. Pada Februari kemarin, Paxos yang berbasis di New York mengatakan bahwa mereka akan berhenti mencetak stablecoin Binance “sesuai arahan” dari Departemen Layanan Keuangan New York.
Menurut pernyataan Paxos, SEC menuduh BUSD adalah sekuritas dan oleh karenanya Paxos seharusnya mendaftarkan BUSD di bawah undang-undang sekuritas federal. Paxos mengatakan “sangat tidak setuju” dengan pernyataan SEC. Paxos juga menerbitkan stablecoin PayPal.
7. Apa yang salah dengan TerraUSD?
TerraUSD adalah stablecoin algoritma yang menggunakan mata uang mengambang paralel, Luna, untuk mendukung nilai tukar dolar tetap. Mata uang ini menawarkan suku bunga 20% untuk deposito. Namun, ketika nilainya merosot setelah serangkaian penarikan dalam jumlah besar, baik TerraUSD maupun Luna jatuh mendekati nol.
Bagi kritikus, satu-satunya hal yang menopang TerraUSD adalah uang yang mengalir dari para investor yang yakin bahwa ia akan terus tumbuh. Ketika optimisme memudar, tidak ada lagi yang tersisa untuk menopangnya.
Keruntuhan TerraUSD memicu aksi jual besar-besaran dan nilai kapitalisasinya turun US$200 miliar dari seluruh pasar aset kripto dalam sehari. Tether sempat jatuh dari posisinya, hingga membuat ragu perkembangan aset-aset ini ke depan.
(bbn)