Peralihan dana keluar dari Asia Tenggara kemungkinan akan mengakhiri rekor arus modal masuk yang terjadi tahun lalu. Indonesia dan Thailand membukukan rekor tertinggi untuk arus modal masuk di pasar saham, ditopang oleh lonjakan harga komoditas dan pulihnya sektor pariwisata.
Investor asing juga ‘memborong’ saham di bursa Malaysia hingga ke titik tertinggi dalam empat tahun. Sedangkan di Vietnam, arus modal masuk menjadi yang tertinggi sejak 2018.
Meski ekonomi negara-negara Asia Tenggara masih relatif kuat, tetapi kabar maupun rilis data yang positif sudah masuk dalam kalkulasi pelaku pasar (priced in). Ditambah lagi, tekanan inflasi dan penurunan permintaan menjadi faktor risiko di perekonomian dunia pada 2023.
Setelah melampaui negara-negara lainnya di Asia pada 2022, pasar saham Indonesia diperkirakan sudah dekat dengan koreksi teknikal. Kemarin, Kamis (5/1/2023), Indeks Harga Saham Gabungan/IHSG terkoreksi sampai 2,7%.
“Fundamental Indonesia tetap kuat. Namun pasar Asia lainnya mungkin lebih menarik karena valuasi yang lebih murah dengan laba per saham (earnings per share) lebih tinggi,” kata Andre Bernas, Kepala Riset BCA Sekuritas.
Sementara perlambatan ekonomi dunia kemungkinan akan mempengaruhi performa pasar saham Vietnam. Sebab, negara ini memegang peran penting dalam rantai pasok di kawasan.
“Nilai tukar dong Vietnam masih relatif mahal dari sisi real-effective exchange rate. Menurut saya, proyeksi ekonomi Vietnam tahun ini agak terlalu optimistis,” tutur Miguel Chanco, Kepala Ekonom untuk Emerging Asia di Pantheon Macroeconomics Ltd.
(aji/hdr)