“Kedua belah pihak yakin bahwa target US$15 miliar pasti akan tercapai karena targetnya 15 miliar pada tahun 2028. Bapak Presiden juga meminta agar hambatan-hambatan perdagangan termasuk non-tariff barrier bisa dihilangkan terutama untuk produk farmasi dan gula dari Indonesia. Mengenai investasi, pihak Vietnam mengatakan komitmennya untuk terus memperbaiki sistem lingkungan investasi di Vietnam,” kata dia, dikutip dari laman Setkab.
Yang ketiga adalah mengenai energi terbarukan. Presiden Jokowi menyebut bahwa peran parlemen sangat penting agar pemerintah dapat mengakselerasi transisi energi.
Sementara saat bertemu ketua parlemen tiga negara ASEAN secara serentak yakni Thailand, Malaysia, dan Laos, yang dibahas sebagian besar adalah masalah ASEAN.
“Pertama tentunya menekankan kembali arti penting dari kredibilitas dan kesatuan ASEAN,” ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi dalam keterangannya selepas mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut.
Selanjutnya, Presiden Jokowi dan para ketua parlemen sepakat mengenai pentingnya sentralitas ASEAN, terutama dalam menangani isu-isu di kawasan. Retno mengatakan, selama 56 tahun, ASEAN telah berhasil membuktikan sebagai kontributor perdamaian dan stabilitas kawasan.
Selain itu, Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya ASEAN untuk terus mendorong implementasi Lima Poin Kesepakatan atau Five Point of Consensus terkait isu Myanmar. Jokowi meminta agar Thailand, Malaysia dan Laos bisa mendorong pihak junta untuk mengimplementasikannya agar krisis di negara itu tidak memburuk.
(ezr)