Pada pekan lalu, Waskita menyatakan gagal bayar (default) untuk pembayaran bunga dan pembayaran pokok obligasi rupiah yang jatuh tempo 6 Agustus. Utang obligasi tersebut senilai Rp135,5 miliar rupiah (US$8,9 juta), menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Kegagalan melakukan pembayaran terjadi setelah perusahaan juga melewatkan pembayaran kupon yang jatuh tempo pada 30 Mei, kata Waskita dalam sebuah pernyataan.
Total utang Waskita membengkak menjadi lebih dari Rp60 triliun pada akhir 2022, dari sekitar Rp3 triliun rupiah pada 2014—tahun ketika Presiden Joko Widodo menjabat—saat pemimpin ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini mendorong proyek infrastruktur warisannya.
Sejak Jokowi menjabat, beban utang empat perusahaan konstruksi terbesar di Tanah Air, termasuk Waskita dan PT Wijaya Karya, membengkak menjadi sekitar Rp130 triliun pada akhir kuartal pertama. Beban utang yang berat membuat Waskita meminta persetujuan pemegang obligasi untuk menunda pembayaran sebagian kewajibannya awal tahun ini karena berusaha merestrukturisasi utangnya.
(dba)