Logo Bloomberg Technoz

Hallie Gu - Bloomberg News

Bloomberg, Hujan lebat yang melanda timur laut China merusak tanaman di sejumlah area yang menjadi sumber penghasil biji-bijian di negara itu. China terancam meningkatkan impor saat krisis pangan terjadi di seluruh dunia.

Dilaporkan oleh media lokal, banjir baru-baru ini telah menghancurkan padi yang ditanam di sejumlah provinsi Jilin dan Heilongjiang. Hujan diperkirakan akan berlanjut di sebagian besar wilayah pekan ini karena musim topan yang terus menyerang.

BMKG China mengatakan, kondisi cuaca meningkatkan risiko lebih banyak lahan pertanian yang akan tergenang.

Wilayah timur laut, yang juga mencakup provinsi Liaoning dan Mongolia Dalam, merupakan penghasil 30% biji-bijian China. Kawasan itu mencatatkan 45% bagian panen jagung nasional, 60% kedelai, dan 20% beras.

Hujan lebat yang melanda timur laut China menghancurkan area pertanian. (Dok: Bloomberg)

Para petani saat ini telah dipaksa untuk menghadapi gelombang panas selama musim panas. Bukti terbaru menunjukkan bahwa perubahan iklim telah memicu cuaca ekstrem, yang dapat menghancurkan pasar pertanian utama dunia.

"Banjir telah menggenangi tanaman padi selama dua hari dan telah menyebabkan gagal panen total," kata seorang pejabat di sebuah desa di Shulan, sebuah distrik di Jilin dikutip dari laporan lokal.

Sementara itu, saham perusahaan-perusahaan pertanian di China tetap melonjak pada Senin (7/8/2023) di tengah kekhawatiran kurangnya suplai karena banjir. Saham Hunan Jinjian Cereals Industry Co., produsen beras, dan Hainan Shennong Technology Co., perusahaan benih, naik 10% atau lebih.

Pemerintah Beijing sebelumnya telah meningkatkan bantuan ke daerah yang terkena dampak badai karena korban jiwa dan evakuasi meningkat. Bagi petani, hujan yang turun terus menerus akan mempersulit pengeringan lahan yang tergenang. Hal ini dapat meningkatkan risiko penyakit dan serangan kutu tanaman yang memperparah kerugian panen.

Sebelumnya, pasar biji-bijian global menjadi lebih rentan kekurangan suplai setelah invasi Rusia ke Ukraina menghentikan sebagian besar ekspor.

(bbn)

No more pages