Para petani saat ini telah dipaksa untuk menghadapi gelombang panas selama musim panas. Bukti terbaru menunjukkan bahwa perubahan iklim telah memicu cuaca ekstrem, yang dapat menghancurkan pasar pertanian utama dunia.
"Banjir telah menggenangi tanaman padi selama dua hari dan telah menyebabkan gagal panen total," kata seorang pejabat di sebuah desa di Shulan, sebuah distrik di Jilin dikutip dari laporan lokal.
Sementara itu, saham perusahaan-perusahaan pertanian di China tetap melonjak pada Senin (7/8/2023) di tengah kekhawatiran kurangnya suplai karena banjir. Saham Hunan Jinjian Cereals Industry Co., produsen beras, dan Hainan Shennong Technology Co., perusahaan benih, naik 10% atau lebih.
Pemerintah Beijing sebelumnya telah meningkatkan bantuan ke daerah yang terkena dampak badai karena korban jiwa dan evakuasi meningkat. Bagi petani, hujan yang turun terus menerus akan mempersulit pengeringan lahan yang tergenang. Hal ini dapat meningkatkan risiko penyakit dan serangan kutu tanaman yang memperparah kerugian panen.
Sebelumnya, pasar biji-bijian global menjadi lebih rentan kekurangan suplai setelah invasi Rusia ke Ukraina menghentikan sebagian besar ekspor.
(bbn)