Debut perdana saham Arm di bursa terjadi pada September mendatang, dengan kisaran valuasi perusahaan US$60-US$70 miliar. Jika target ini tembus maka Arm menjadi perusahaan teknologi terbesar yang listing di pasar, setelah Alibaba Group Holding Ltd. dan Meta Platforms Inc.
Obsesi pada artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan telah mendorong kenaikan valuasi perusahaan-perusahaan seperti Arm. Valuasi Nvidia Corp. telah menembusUS$1 triliun tahun ini, sementara Nasdaq 100, sebuah pusat saham-saham teknologi, mencatatkan kinerja terbaiknya pada Januari-Juni tahun ini.
SoftBank menawarkan kepada investor cara berinvestasi di Arm melalui permainan AI sebelum listing, kata Kirk Boodry, analis Astris Advisory. “Aksi jual lebih lanjut setelah prospektus publik keluar tidak akan mengejutkan sama sekali,” katanya.
Kepemilikan publik Vision Fund meningkat sekitar US$1,1 miliar pada kuartal yang berakhir bulan Juni, menurut perkiraan Boodry.
DoorDash Inc. dan Grab Holdings Ltd. merupakan salah satu pemilik terbesar, dengan masing-masing mencatat kenaikan 20% dan 14% selama periode yang sama. Coupang Inc. naik 9%. Saham SoftBank juga rebound 31% pada periode yang sama, merupakan kinerja terbaik tiga tahun terakhir.
Pada bulan Juli kemarin, portofolio publik atas Vision Fund meningkat sebesar US$3,9 miliar. DoorDash, Grab, dan Didi Global Inc. dari China juga menguat.
Jika SoftBank dapat mempertahankan tren tersebut selama sisa kuartal ini, Vision Fund akan membukukan kinerja terkuatnya secara agregat, sejak Januari-Maret 2021, kata Boodry.
“Saya belum yakin kita benar-benar keluar dari hutan,” karena keuntungan bulan Juli mungkin bersifat sementara, sedangkan “teknologi tampaknya lebih dihargai untuk kesempurnaan (lagi)," kata Boodry.
Namun, laju kenaikan”harus diawasi,” dan kenaikan Arm seharusnya memberikan dukungan meskipun Vision Fund terlihat lemah, katanya.
SoftBank Vision Fund perdana dirilis pada 2017, lewat sokongan dana dari perusahaan investasi negara atau sovereign wealth funds (SWF) Saudi Arabia dan Abu Dhabi. Perusahaan juga mendapatkan dukungan dari Apple Inc, Foxconn Technology Group, dan Qualcomm Inc.
Sejak saat itu perusahaan mengalami kerugian dimana Vision Fund melaporkan rekor kerugian sebesar ¥4,3 triliun atau US$30 miliar (sekitar Rp455 triliun) hingga Maret 2023.
- Dengan asistensi Vlad Savov.
(bbn)