Namun ekspor patut mendapat perhatian. Pada kuartal II-2023, ekspor terkontraksi (tumbuh negatif) 2,75%.
"Secara yoy, ini kali terakhir terjadi pada triwulan IV-2020. Pada saat itu, ekspor kita terkontraksi 1,57%," ungkap Edy.
Pada 2021 dan 2022, lanjut Edy, Indonesia mengalami keuntungan dari kenaikan harga komoditas di pasar global. Pada kuartal I-2023 ekspor bahkan masih tumbuh positif.
Edy mencontohkan ekspor komoditas yang mengalami penurunan drastis akibat koreksi harga komoditas global. Misalnya minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO).
"CPO ini turunnya drastis sekali price-nya, sampai 43%. Ini akan mempengaruhi provinsi-provinsi yang memproduksi CPO," katanya.
Secara umum, demikian Edy, komoditas yang paling banyak memberi pengaruh adalah pertambangan. Kontraksinya 0,17%, tetapi perannya sampai 70%
(aji)