Logo Bloomberg Technoz

Berdasarkan data Bank Indonesia, operasi moneter FX swap BI selama Juli mencatat nilai penyerapan bersih hingga US$3,22 miliar, sekitar Rp48,59 triliun. Angka itu berasal dari angka masuk US$5,97 miliar dan angka keluar US$2,75 miliar. Angka itu adalah yang tertinggi sejak 2020, menurut catatan Bahana Sekuritas yang dirilis Senin (7/8/2023). 

FX swap adalah salah satu bentuk operasi moneter bank sentral untuk mengelola likuiditas valas dan rupiah. Dengan instrumen FX swap, bank yang memiliki kelebihan likuiditas dolar AS bisa menukarkannya dengan rupiah dalam jangka waktu tertentu.

FX swap memang menjadi bagian dari upaya Bank Indonesia membentengi tekanan pada rupiah agar stabilitas nilai tukar dapat dipertahankan lebih langgeng.  Selain instrumen swap, BI juga menjaga rupiah dengan operation twist, intervensi langsung di pasar spot dan pasar NDF dan terakhir yaitu menjalankan lelang term deposit valas devisa hasil ekspor.

Terlalu Berisiko Turunkan BI7DRR

Posisi cadangan devisa yang kembali naik setelah mencatat penurunan konsisten dalam empat bulan berturut-turut sebelumnya, di mana kenaikan itu banyak terbantu oleh agresivitas operasi FX swap, mengindikasikan risiko tekanan nilai devisa di bulan-bulan mendatang mungkin masih cukup besar. 

Secara historis, sebenarnya siklus puncak permintaan valas terjadi pada Mei-Juni ketika pembayaran dividen korporasi dan utang jatuh tempo pemerintah datang bersamaan dengan belanja valas rutin BUMN seperti PT Pertamina dan PT PLN. Akan tetapi dengan tambahan tekanan yang berepisentrum pada sentimen arah bunga acuan Amerika, nilai cadangan devisa semakin tergerus untuk mengintervensi pelemahan nilai tukar. 

Setelah the Fed menaikkan bunga acuan ke 5,5% bulan lalu, pasar kini masih dihantui oleh peluang kenaikan 25 bps lagi di sisa tahun ini di mana hal tersebut bisa semakin melejitkan dolar AS dan menekan valuta lawannya, termasuk rupiah.

Rupiah masih menghadapi risiko besar dengan penyempitan tingkat imbal hasil antara Indonesia dengan Amerika. Imbal hasil yang menyempit bisa memupus minat pemodal asing di pasard domestik. Bahkan, dengan adanya aliran modal asing yang positif saja, rupiah masih belum mampu tertolong.

Aliran modal asing ke Indonesia tidak bisa membantu penguatan rupiah (Bloomberg)

Selama Juni-Juli, pemodal asing memborong SBN senilai US$1,7 miliar, sekitar Rp25,78 triliun, angka itu adalah nilai arus modal asing terbesar sejak periode Januari-Februari. Namun, besarnya aliran modal asing ke pasar SBN nyatanya tidak mempengaruhi otot rupiah.

Pada periode Juni-Juli, rupiah justru menjadi valuta Asia yang paling buruk kinerjanya.

Dalam kacamata analis, dengan stance kebijakan moneter BI selama ini yang cenderung memprioritaskan nilai tukar ketimbang inflasi, hal itu menjadi sinyal bahwa bank sentral tidak akan memangkas bunga acuan dalam waktu dekat.

"Data cadangan devisa terbaru memperlihatkan bahwa kondisi likuiditas valas domestik masih ketat dan akan menekan posisi devisa ke depan tanpa penggunaan instrumen FX swap. Dengan stance kebijakan BI yang lebih memprioritaskan nilai tukar ketimbang inflasi, itu adalah sinyal bahwa BI tidak akan memangkas bunga acuan dalam waktu dekat," kata analis Bahana Sekuritas Satria, Rami dan Drewya dalam catatan yang diterima Bloomberg Technoz hari ini.

Fokus ke Rupiah

Arah kebijakan BI akan semakin tertuju menjaga nilai tukar dengan capaian pertumbuhan ekonomi domestik sejauh ini yang masih tangguh. Pada kuartal II lalu, Indonesia masih mampu mencetak kenaikan pertumbuhan ekonomi yaitu dari 5,01% pada kuartal I menjadi 5,17% di kuartal II-2023.

Pertumbuhan ekonomi itu terutama disokong oleh kinerja konsumsi domestik yang kini menjadi motor utama di kala kinerja ekspor terpuruk seiring berakhirnya pesta harga komoditas. 

Capaian pertumbuhan ekonomi itu juga berlangsung di tengah laju pertumbuhan kredit yang kian melambat dengan angka terakhir tumbuh 7,76% pada Juni lalu. 

Ketangguhan perekonomian domestik karena konsumsi mengurangi 'beban' bagi bank sentral untuk melonggarkan moneter melalui pengguntingan bunga acuan, dengan fokus BI akan semakin padu memastikan imbal hasil investasi RI tetap kompetitif di tengah kian sempitnya tingkat bunga acuan Indonesia dengan Amerika.

(rui)

No more pages