Logo Bloomberg Technoz

Proyeksi Pertumbuhan Ekspor-Impor 2023 Melambat dari 2022

Sultan Ibnu Affan
13 January 2023 11:47

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (Biro KLIP Kemenko Perekonomian)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (Biro KLIP Kemenko Perekonomian)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekspor pada 2023 ini melambat daripada 2022 lalu. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, pemerintah memproyeksikan nilai ekspor naik di 12,8% dan nilai impor di 14,9%.

“Pada 2022 ekspor kita tumbuh 29,4%, impor tumbuh 25,37%. Tahun depan [2023] diproyeksikan ekspornya, karena kita basisnya sudah tinggi, itu ekspornya naik di 12,8%, impornya 14,9%,” ungkapnya.

Airlangga mengungkapkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Rapat Terbatas menginstruksikan agar pertumbuhan ekspor yang positif ini diikuti dengan peningkatan cadangan devisa. Presiden juga meminta agar Peraturan Pemerintah (PP) No 1/2019 tentang Devisa Hasil Ekspor dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan, dan/atau Pengolahan Sumber Daya Alam dapat diperbaiki.

Ilustrasi Pelabuhan (Bloomberg)

“Saat ini hanya sektor pertambangan, perkebunan, kehutanan, dan perikanan yang diwajibkan masuk dalam negeri. Nah ini kita akan masukkan juga beberapa sektor termasuk sektor manufaktur. Jadi dengan demikian, kita akan melakukan revisi (PP Nomor 1 Tahun 2019), sehingga tentu kita berharap peningkatan ekspor dan juga surplus neraca perdagangan akan sejalan dengan peningkatan dari cadangan devisa,” jelas Airlangga.

Terkait negara tujuan ekspor, Airlangga menyampaikan bahwa China masih menjadi negara dengan pangsa pasar yang tertinggi. Diikuti Amerika Serikat (AS), India, Jepang, serta Malaysia. Nilai perdagangan antarnegara anggota ASEAN (intra-ASEAN trade) juga masih cukup tinggi.