Manajer Portfolio Neuberger Berman, Conrad Saldanha mengatakan, India akan mendapatkan keuntungan tatkala banyak perusahaan mencari alternatif industri selain China.
"India mungkin menjadi satu-satunya contoh pertumbuhan struktural ekonomi terbaik secara global," kata dia.
Sementara bagi Direktur Portfolio Franklin Templeton, Sukumar Rajah, India pelan-pelan dan secara pasti meningkat dalam hal pengeluaran konsumer termasuk untuk barang-barang premium yang mana hal ini akan membuka peluang investasi baru.
Sementara Kepala Investasi Asia at Pictet Wealth Management, Hugues Rialan mengatakan, saham-saham di bursa India mahal. Setiap tahun, ukuran sahamnya naik sejak 2016 hingga 2022. "Dalam 12 hingga 24 bulan ke depan, kami akan memilih China yang kami harapkan ekonominya kembali reakselerasi dan nilai ekuitasnya sedang rendah saat ini," kata dia.
Namun demikian sekalipun sekalipun China dan India tidak selalu dihadap-hadapkan tetapi dua raksasa market Asia ini memang selalu diperbandingkan oleh para investor. Terlebih terkait sektor-sektor yang diuntungkan dari perubahan postur populasinya.
Wawancara dan hasilnya di bawah diterakan untuk mengetahui hal tersebut yang dilakukan oleh John Cheng, Jiyeun Lee, Ishika Mookerjee, Hideyuki Sano dan Yiqin Shen.
Mark Mobius
Partner and co-founder dari Mobius Capital Partners, Dubai
Menurutnya, selama ini faktor yang menyebabkan India lebih menarik karena faktor demografi dan juga prospek pertumbuhan perusahaan yang produknya spesifik. Oleh karena itu jika mau memilih saham di India maka yang potensial adalah saham teknologi dan digital. APL Apollo Tubes Ltd salah satu yang prospektif dengan produk besi bangunan selain itu ada juga Metropolis Healthcare Ltd yang merupakan perusahan alat tes medis.
Sementara dari bidang perangkat lunak ada Persistent Systems Ltd. dan perusahaan peta digital CE Info Systems Ltd dan juga Dreamfolks Services Ltd. yang mengeluarkan produk mendukung operasional bandara-bandara. China disebut tidak akan bisa menyentuh lagi pertumbuhan pesatnya pada masa lalu dan kini peluangnya menjadi terbatas. Namun demikian, dengan pasar China yang amat besar, peluang-peluang masih tetap ada.
Michael Oh
Manajer Portfolio dari Matthews Asia, San Francisco
Dua market tersebut menurutnya memiliki postur yang amat gemuk. Oleh karena itu tak bisa diperlakukan bahwa yang satu akan menghabisi yang lain. Dia mengakui bahwa secara demografi, India merupakan lokasi yang lebih baik. Namun demikian mempertimbagkan ukuran pasar China yang amat besar juga sangat penting. Dia mengatakan, untuk India maka bank-bank seharusnya lebih disukai karena para konsumer kebanyakanmasih kurang dukungan finansial. ICICI Bank Ltd. adalah salah satu yang diprediksi akan naik dan menguntungkan. Sementara saham-saham perusahaan nasional menurut dia kurang menarik.
Sementara China menurutnya tak perlu ada kekhawatiran dengan postur populasi yang cepat menua. Oleh karena itu produktivitas dan pemasukan masih akan membantu. Apabila PDB perkapita bisa tumbuh sekitar $10,000-$12,000 yang mana terbaru to $20,000-$30,000 maka akan tetap ada pertumbuhan. Pilihan saham-saham top China kata dia antara lain KE Holdings Inc. yang memproduksi barang-barang kebutuhan rumah tangga dan Trip.com Group Ltd. yang merupakan perusahaan agen perjalanan besar.
Hiren Dasani
Managing Director di Goldman Sachs Asset Management, Singapura
Menurutnya baik pasar China maupun India akan sama-sama dinamis. Dalam kondisi itu maka para investor bisa melakukan rotasi dari market yang satu ke yang lainnya meski bisa melakukan di keduanya. Namun India akan lebih lama durasinya dalam hal pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat. Market India kata dia menunjukkan kombinasi tiga hal yakni skala, pertumbuhan dan keuntungan.
Sementara China masih kental dengan ekspor, infrastruktur dan pembangunan perumahan. Oleh karena itu China akan lebih fokus pada pertumbuhan yang ditopang oleh konsumsi domestik. Dalam hal ini masih akan banyak permintaan. Sejumlah perusahaan yang direkomendsikan Tencent Holdings and Alibaba Group Holding yakni dua perusahaan berbasis internet terbesar di China. Selain itu ada pula perusahaan pembuat minuman keras Kweichow Moutai.
Ayaz Ebrahim
Portfolio Manajer bidang Emerging-markets and Asia Pacific Equities di JPMorgan Asset Management, Hong Kong
Dia mengatakan, secara fundamental, market India dan China disukai. Namun dalam satu tahun lagi dengan pertimbangan valuasi, preferensi diprediksi malah cenderung ke China. Hal tersebut terjadi karena adanya pertumbuhan industri dan perusahaan berusaha menaikkan rantai pasokan nilai tambahnya. Dalam hal ini yang akan prospektif adalah saham-saham perusahaan bidang kesehatan dan energi terbarukan yang menggandeng bidang teknologi yang terus berkembang.
Sementara di India, sektor finansial diprediksi punya peluang bagus khususnya perusahaan bank swasta dan perusahaan asuransi. Pertumbuhan ekonomi akan terus tumbuh dengan kalangan menengah yang angkanya naik dan permitaannya tinggi untuk produk dan jasa finansial. Perusahaan sektor lainnya yang diprediksi akan naik adalah bidang konsumer. Untuk bank, yang diprediksi moncer adalah ICICI Bank kemudian perusahaan pembiayaan Housing Development Finance Corp. dan perusahaan teknologi Infosys.
Cecilia Chan
Chief Investment Officer untuk Asia Pacific di HSBC Asset Management, Hong Kong
Dia mengatakan, India akan menjadi tempat yang amat menguntungkan dengan adanya ledakan penduduk, naiknya tingkat kesejahteraan, reformasi struktural dan kebijakan yang makin baik. Dalam hal ini dia merekomendasikan perusahaan pembangunan perumahan yang mana hal ini akan banyak permintaan. Selain itu sektor finansial terutama bank-bank swasta akan monceer. HSBC pernah merekomendasikan HDFC Bank, ICICI Bank dan perusahaan konglomerasi industri Reliance Industries.
Sementara untuk China, perusahaan teknologi masih menjadi hal penting untuk membuat kehidupan lebih baik di sana. Oleh karena itu sektor pelayanan komunikasi, informasi teknologi dan industru serta perusahaan nasional masih prospektif. Sejumlah perusahaan tersebut antara lain Tencent, Alibaba dan perusahaan game online NetEase.
Jason Pidcock
Investment Manager untuk Asian Equity Income dari Jupiter Asset Management, London
Menurutnya, yang menjadi faktor pendorong utama ekonomi India adalah populasi yang berusia muda dan postur penduduk yang besar. Dengan kondisi negara yang sedang berkembang maka digital ekonomi menjadi hal penting. Selain itu sektor konsumer, finansial dan barang-barang kebutuhan sehari-hari akan menguntungkan. Meski dia mengingatkan, untuk memilih harus sangat selektif karena tak semua perusahaan bidang itu akan cuan. Perusahaan yang pernah direkomendasikan per 31 Mei yakni ITC Ltd, produsen rokok asal India.
Sementara untuk China, dia cenderung menyoroti faktor geopolitik China yang tegang dengan Amerika Serikat akan memberi pengaruh yang kurang baik dalam beberapa tahun mendatang. Apalagi hal itu terjadi tidak hanya dengan AS melainkan juga dengan Jepang, Korea Selatan dan Eropa. Kondisi domestik dan geopolitik ini akan mempengaruhi minat terhadap saham perusahaan Tencent and Alibaba.
--dengan asistensi John Cheng, Ishika Mookerjee, Hideyuki Sano and Yiqin Shen.
(bbn)