Kemudian, tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, dari sektor jasa (Services), data ISM Non-manufacturing Index Amerika Serikat turun ke level 52,7 pada Juli dari level tertinggi dalam empat bulan sebelumnya, yaitu 53,9 pada Juni, dan lebih rendah dari ramalan pasar yang berada 53,0.
“Sementara itu, perhitungan akhir (Final) data S&P Global Services PMI AS keluar turun tipis ke level 52,3 di bulan Juli dari perhitungan awal 52,4. Ini adalah laju pertumbuhan paling lambat di sektor Jasa (Services) dalam lima bulan terakhir seiring melemahnya permintaan,” disampaikan tim Research Phillip Sekuritas.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, data ketenagakerjaan AS menguat dengan kecepatan yang solid pada Juli, sejalan dengan upah yang mengalami kenaikan lebih cepat dari perkiraan. Hal ini menunjukan permintaan yang konsisten atas tenaga kerja di tengah momentum perbaikan ekonomi.
Berdasarkan data Biro Statistik Tenaga Kerja AS pada Jumat, Non-Farm Payroll (NFP) menunjukkan peningkatan sebesar 187.000 pada Juli menyusul kenaikan serupa pada Juni. Tingkat pengangguran turun menjadi 3,5%, yang merupakan angka terendah dalam beberapa dekade.
Ekonom LH Meyer/Monetary Policy Analytics Derek Tang mengatakan data NFP tersebut sejalan dan konsisten dengan tujuan The Fed untuk melakukan ”Soft-Landing" perekonomian AS. "Pertumbuhan data tenaga kerja turun dengan sangat baik, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin,” ungkapnya.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG ditutup terkoreksi 0,66% ke 6.852 disertai dengan munculnya volume penjualan, posisi penutupan IHSG pun berada di bawah MA-20.
“Apabila IHSG masih mampu berada di atas 6.834 sebagai supportnya, maka posisi IHSG saat ini sedang berada di awal wave v dari wave (a) dari wave [iii] pada label biru, sehingga IHSG berpeluang berbalik menguat untuk membentuk wave v ke rentang 6,966-7,013,” papar Herditya dalam risetnya pada Senin (7/8/2023).
Herditya juga memberikan catatan bahwa bila break support tersebut maka IHSG rawan melanjutkan koreksinya kembali ke rentang 6.793-6.820 untuk membentuk wave iv dari wave (a) dari wave [iii].
Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham DOID, DSNG, SMRA dan TOWR.
Analis CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, pada perdagangan Jumat pekan kemarin IHSG melemah 0,66% ke 6.852, dengan investor asing mencatatkan net sell sejumlah Rp546 miliar pada reguler market.
Melihat hal tersebut, CGS-CIMB memperkirakan IHSG masih berpotensi bergerak dalam tren sideways cenderung menguat pada hari ini, dengan support 6.800–6.780 dan resistance 6.900–6.950. Dengan saham rekomendasinya ialah ANTM, CTRA, MTEL, ADMR, MYOR dan MIDI.
(fad/ezr)