Dia mengatakan, hal seperti ini sudah pernah dilakukan di DKI Jakarta karena DKI mendapatkan pasokan pertanian hampir seluruhnya dari luar Jakarta. Pemprov kemudian menyediakan informasi di pasar-pasar utama soal harga produk pangan.
"Saya beri gambaran. Tadi Jakarta 99% kebutuhan pangannya dari luar. Ada yang namanya Pasar Induk Kramat Jati. Kami membangun informasi harga di pasar induk sehingga harga itu realtime diketahui oleh semua orang di Jakarta. Tentu yang menggunakan ini bukan individu seperti Anda dengan saya. Warung, katering, mereka pakai itu. Sebuah aplikasi yang disitu ada infopanganjakarta. Ada cek, nanti keluar harganya. Misal minyak goreng, ini lagi turun, begitu," kata dia.
Dijelaskannya bahwa dengan adanya informasi yang simetris maka pasar pangan di Jakarta jadi efisien karena antarpelaku mengetahui harga. Oleh karena itu hal sejenis kata Anies bisa juga diterapkan secara nasional nantinya.
"Tantangan kita adalah, dari pasar induk ke produsen, nah itu kita belum punya. Nah ini yurisdiksinya masuk," kata mantan Mendikbud itu.
Dia mengatakan, informasi yang jelas soal bahan pangan akan menggeliatkan pasar sekaligus memberikan kepastian harga bagi berbagai pihak. Hal itu kata Anies bisa terjadi kalau ada intervensi dari pemerintah.
"Yang penting bukan hanya apps-nya (aplikasi harga pangan) tapi bahwa tiap daerah itu menyampaikan produksinya sekian-sekian, berapa yang kita produksi. Kalau tidak ada informasi itu maka pelaku yang di tengah (tengkulak) yang mengisi," tutupnya.
(ezr)