Mai Ngoc Chau - Bloomberg News
Bloomberg, Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh memerintahkan Kementerian Pertanian dan Lingkungan Hidup untuk memastikan ketahanan pangan nasional dalam segala situasi. Di sisi lain, dia pun meminta produksi beras Vietnam tetap bisa dilakukan di tengah ancaman krisis pasokan global.
Chinh meminta kementerian untuk mengembangkan area penanaman utama untuk mencapai target produksi 43 juta ton beras per tahun. Menurut laman pemerintah, instruksi tersebut juga diharapkan berkelanjutan pada tahun-tahun mendatang.
Perdana Menteri Vietnam meminta kementerian pertanian dan pemerintah daerah mampu menyeimbangkan pasokan beras untuk keperluan lokal dan ekspor. Pemerintah juga berencana mencabut sejumlah hambatan teknik dalam perluasan target penjualan komoditas tersebut ke luar negeri.
Berdasarkan data pemerintah, produksi beras Vietnam diprediksi akan melebihi target 43 juta ton, tahun ini. Target ekspor juga diprediksi akan mencapai 7,8 juta ton; atau naik dari 7,1 juta ton, pada 2022.
PM Vietnam mengeluarkan instruksi usai Pemerintah India menerapkan kebijakan pelarangan ekspor beras. Selain itu, Pemerintah Thailand juga tengah mengetatkan pasokan dengan meminta petani mengurangi penanaman padi untuk menghemat air usai minimnya curah hujam pada kemarau ini.
Kedua hal ini memang telah memicu kekhawatiran terhadap pasokan bahan makanan pokok untuk miliaran orang di seluruh dunia tersebut. Harga beras acuan Asia pun telah naik ke level tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Chinh sendiri mengatakan, para pedagang Vietnam di beberapa daerah telah melakukan pembelian besar-besaran atas padi dan beras. Hal ini memicu ketidakseimbangan penawaran dan permintaan di tingkat lokal. Harga komoditas beras lokal naik ke tingkat yang tidak masuk akal.
(bbn)