Dirut BCA Jelaskan Soal NIM Tinggi di Perbankan Indonesia
Krizia Putri Kinanti
06 February 2023 12:26
Bloomberg Technoz, Jakarta - Presiden Direktur Bank BCA Jahja Setiaatmadja memberikan klarifikasi tingginya marjin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) bukan dari bunga kredit yang tinggi.
Jahja mengungkapkan hal ini menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menggarisbawahi soal tingginya NIM perbankan.
"Kami harus berikan klarifikasi tentang NIM, memang kami akui pada 2022 rata-rata NIM perbankan meningkat, tapi saya lihat kalau dari lending side, Bank Indonesia baru menaikkan suku bunga bulan Agustus dan tidak serta merta berdampak ke DPK perbankan dan tidak serta merta deposito dinaikkan," ujarnya pada sesi tanya jawab Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023 OJK, Senin (6/2/2023).
Bos BCA itu menambahkan kenaikan NIM ini harus dikaji lebih lanjut, bisa saja karena cost of fund yang menurun atau bisa karena hal lainnya.
"Bank mempunyai secondary reserve, cadangan yang kita tempatkan ke Bank Indonesia, dari Agustus-September bisa kelihatan kenaikan-kenaikan NIM kita, bukan dari kenaikan agresif pinjaman."
Bank BCA beberapa waktu yang lalu merilis laporan keuangan tahun 2022, yang mana Bank buku IV tersebut menorehkan laba sebesar Rp40,7 triliun melonjak 29,6%. Dari sisi kredit, pada kuartal IV/2022 Bank BCA menyalurkan sebesar Rp703,56 triliun atau lebih besar dari periode serupa tahun sebelumnya yang senilai Rp630,65 triliun.
Sebelumnya, pada kesempatan yang sama, NIM yang dihimpun oleh pendapatan perbankan Indonesia mendapatan sorotan dari Presiden RI Joko Widodo. Bahkan Jokowi menyebut NIM perbankan nasional menjadi yang tertinggi di dunia, "Saya tanya ke kepala OJK, NIMnya berapa sih? katanya 4,4%, tinggi banget, ini mungkin tertinggi di dunia."