Logo Bloomberg Technoz

Longspan LRT Jabodebek Gatot Subroto-Kuningan dibangun pada ketinggian level 4, yang berada di atas underpass atau lintas bawah, jalan arteri, dan fly over. Jembatan ini juga dibangun di wilayah dengan tingkat volume lalu lintas tinggi. 

Dengan kondisi tersebut, metode konstruksi yang digunakan pada jembatan longspan LRT adalah form traveler (cast in situ). Sebagai informasi, cast in situ merupakan salah satu pekerjaan pembuatan beton secara langsung di lapangan kerja.

Kereta Lintas Raya Terpadu (LRT) Jabodebek melintas di kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (14/6/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

2. Dirancang Insinyur ITB

Salah satu orang yang berperan dalam merancang proyek Longspan tersebut adalah Arvilla Delitriana, seorang insinyur Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB). Desain Longspan rancangan Arvilla tersebut telah mengalahkan tiga model yang dibuat konsultan internasional asal Perancis. 

Kepala BRIN Bambang Brodjnegoro memuji desain Arvilla karena dianggap mampu membuat crossing atau lintasan di atas perempatan Kuningan dengan menemukan opsi terbaik dimana desain jembatan tersebut memiliki kekhususan yaitu melengkung sepanjang 148 meter dengan dua kaki sebagai pilar dengan ketinggian yang berbeda yaitu 20 meter dan 16 meter. Kedua kaki tersebut juga dibangun dengan pondasi menembus tanah sejauh 8 meter dari permukaan tanah.

Pengecoran jembatan ini diresmikan pada 1 November 2019 lalu oleh empat orang menteri yaitu Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri PUPR Basuki Hadimuldjono. Pembangunan jembatan lengkung tersebut menghabiskan waktu hingga 700 hari.

3. Proyek Bernilai Rp32,5 T

Pembangunan LRT Jabodebek yang dilakukan oleh PT Adhi Karya Tbk (ADHI) diperkirakan menghabiskan anggaran hingga lebih dari Rp32,5 triliun rupiah. Anggaran ini digunakan untuk mengerjakan pekerjaan jalur, pekerjaan stasiun, depo dan OCC, serta pekerjaan fasilitas operasi dan trackwork. Adhi Karya menghabiskan Rp10,48 triliun, atau sekitar Rp 235,88 miliar/km untuk pembangunan fase pertama sepanjang 44,3 km. Angka tersebut meliputi pekerjaan struktur elevated dan longspan. 

Berdasarkan hasil pemeriksaan Badan pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) jika dirinci pembangunan LRT Jabodebek adalah sebagai berikut: Jalur LRT Jabodebek Rp 10,48 triliun, pembangunan stasiun Rp 3,71 triliun, serta fasilitas operasi dan trackwork mencapai Rp 6,55 triliun.

(arf/evs)

No more pages