Adapun, rencana investasi komprehensif atau comprehensive investment plan (CIP) program JETP ditargetkan dapat tuntas medio Agustus. Perinciannya, sebanyak US$10 miliar berasal dari Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Jerman, Prancis, Italia, Jepang, Norwegia, Denmark, dan Uni Eropa.
Sementara itu, US$10 miliar lainnya bersumber dari tujuh institusi keuangan global di bawah payung Glasgow Financial Alliance for Net Zero, yang mencakup HSBC, Standard Chartered, Citibank, Bank of America, Deutsche Bank, MUFG, dan Macquarie.
Sebelumnya, PT PLN (Persero) menegaskan tidak akan menyetop operasional seluruh PLTU berbasis batu bara, kendati Indonesia tengah dituntut berbagai negara untuk menekan penggunaan energi fosil.
Executive Vice President of Energy Transition and Sustainability PLN, Kamia Handayani, pada akhir Mei mengatakan PLN juga memiliki 3—4 skenario untuk transisi energi. Salah satunya adalah dengan tidak melakukan suntik mati keseluruhan PLTU batu bara milik perusahaan.
“[Hanya] sebagian dari PLTU [yang akan dipensiunkan]. Tidak semua kami pensiunkan, tetapi ada yang kami pertahankan disertai dengan teknologi co-firing, amonia, CCUS dan gas. PLTGU [pembangkit listrik tenaga gas dan uap] kami tidak dipensiunkan, tetapi kami gunakan co-firing dengan hidrogen,” ujarnya di acara Green Economic Forum.
(wdh)