“Koreksi inventaris yang diamati sejak kuartal IV-2022 tampaknya berkepanjangan dan diperkirakanberlangsung hingga akhir tahun,” kata Maersk. “Secara keseluruhan, lingkungan perdagangan peti kemas dan layanan logistik tetap menantang. Saat ini tidak ada tanda-tanda peningkatan volume yang substansial di paruh kedua tahun ini.”
Meski demikian, Maersk melaporkan pendapatan kuartal kedua yang melampaui perkiraan dan menaikkan kisaran perkiraan laba 2023. Perusahaan mengatakan pengurangan biaya dapat melunakkan dampak dari lingkungan ekonomi yang buruk.
Penghasilan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) turun menjadi US$2,91 miliar pada kuartal kedua, nyaris setara dengan perkiraan rata-rata US$2,29 miliar dalam survei analis. Maersk mengatakan mengatakan sekarang perusahaan memproyeksikan EBITA dasar 2023 senilai US$9,5 miliar hingga US$11 miliar, naik dari proyeksi sebelumnya sejumlah US$8 miliar menjadi US$11 miliar.
"Tindakan tegas kami pada pengendalian biaya bersama dengan portofolio kontrak kami meredam beberapa efek dari normalisasi pasar ini," kata CEO Maersk, Vincent Clerc, dalam pernyataannya. “Fokus biaya akan terus memainkan peran sentral dalam menghadapi prospek pasar yang lemah yang kami perkirakan akan berlanjut hingga akhir tahun.”
Maersk, yang mengangkut sekitar seperenam peti kemas dunia, mengatakan volume peti kemas turun 6,1% pada kuartal tersebut sementara tarif angkutan turun 51% dari periode yang sama 2022.
(bbn)