Pengajuan klaim pengangguran AS juga telah turun. Lowongan pekerjaan angkanya kembali di atas 11 juta dan banyak posisi yang belum bisa terisi karena jumlah pencari kerja lebih sedikit daripada jumlah lowongan yang tersedia.
Bukan hanya data ketenagakerjaan yang membuat optimisme kembali bangkit. Para pelaku bisnis di berbagai sektor juga merasakan kenaikan permintaan pada awal tahun ini. “Januari adalah bulan yang benar-benar kuat, kami masih merasa nyaman dengan permintaan yang ada,” kata Paul Jacobson, Chief Financial Officer General Motors.
Optimisme serupa juga datang dari United Airlines dan American Airlines Group. Bahkan perusahaan yang melaporkan pendapatan lebih lemah dari perkiraan, seperti Starbucks atau Estee Lauder, menilai, masalah penurunan pendapatan mereka lebih banyak akibat penurunan penjualan di China yang memang masih berjibaku melawan pandemi.
Optimisme dengan catatan
Namun, kendati optimisme mulai bangkit, masih banyak yang bisa menggagalkan kebangkitan belanja konsumen. Inflasi akibat pandemi belum berakhir. Walau mulai mereda, sekitar 40% orang Amerika mengatakan bahwa Januari lalu terbilang bulan yang agak berat secara finansial. Hal itu terungkap dalam survei yang digelar oleh Biro Sensus AS. Hampir separuh responden yang disurvei mengakui mereka agak sulit atau bahkan sangat sulit membayar pengeluaran rumah tangga biasa pada awal tahun ini.
Tingkat tabungan orang AS menurun tajam dari puncak pandemi dan rumah tangga semakin banyak mengandalkan kartu kredit. Chief Financial Officer McDonald’s Ian Borden menyoroti perilaku konsumen yang saat ini ia melihat jauh lebih berhati-hati dan selektif saat memilih menu yang hendak dipesan. Pengamatan yang sama juga datang dari produsen pakaian Levi Strauss & Co yang mencatat bagaimana konsumen berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah harus membuat pilihan anggara yang sangat sulit saat ini.
Namun, untuk saat ini dengan banyaknya lapangan kerja baru dan belanja jasa yang terus naik, hal itu bisa mengimbangi kekhawatiran terhadap resesi. Hanya ada sedikit data terbaru yang menunjukkan ekonomi di ambang resesi. “Konsumen sangat tangguh sepanjang 2022 dan tampaknya juga akan tangguh memasuki 2023,” ujar Neil Saunders, analis Globaldata. Ia optimistis, belum akan ada resesi konsumen dalam waktu dekat.
(bbn)