Pengurangan belanja atas ponsel dan komponen terkait, atau barang elektronik lainnya akan terus berlanjut hingga akhir tahun, kata eksekutif Qualcomm dalam sebuah konferensi.
Guna mengantisipasi terus lesunya bisnis, perusahaan bersiap memangkas pengeluaran, bahkan saat Qualcomm berinvestasi dalam produk baru yang memanfaatkan penyebaran kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) ke smartphone.
Mereka telah mengurangi jumlah karyawan. Pada kuartal terakhir, Qualcomm mencatat biaya restrukturisasi US$285 juta dengan mayoritas berasal dari pembayaran pesangon. Perusahaan dipercaya akan lebih banyak melakukan PHK tenaga kerja.
“Kami mengambil pandangan konservatif terhadap pasar dan proaktif menambah biaya ekstra untuk memastikan Qualcomm masih dalam bernilai maksimal bagi para pemegang saham di tengah ketidakpastian pasar,” kata Cristiano Amon, Chief Executive Officer (CEO) dalam panggilan telepon.
Saham perusahaan mencatat posisi terendah US$118,71 dalam perdagangan yang diperpanjang, setelah diumumkannya pendapatan.
Sebelum laporan tersebut, saham Qualcomm telah meningkat sekitar 18% sepanjang tahun. Kinerja perusahaan buruk di tengah reli yang bagus pada industri cip secara luas. Diketahui Philadelphia Stock Exchange Semiconductor Index telah mengalami kenaikan 47% sepanjang tahun.
Laba perusahaan diperkirakan akan mencapai US$1,8-US$2/saham pada periode saat ini, kata Qualcomm. Bandingkan dengan proyeksi yang US$1,94.
Hal yang menjadi permasalah adalah permintaan atas smartphone China, sebagai pasar terbesar, belum juga sesuai dari harapan. China diketahui menyumbang lebih dari 60% penjualan perusahaan.
Angka pengiriman handset akan menurun setidaknya dengan tingkat persentase single-digit yang tinggi pada tahun ini, dibandingkan tahun 2022, kata Qualcomm dalam presentasi pendapatannya, yang menunjukkan bahwa prospeknya sedikit meredup.
(bbn)