Logo Bloomberg Technoz


Di tengah maraknya isu kelangkaan LPG 3 kg, Tutuka mengatakan Kementerian ESDM tengah menyelidiki apakah penurunan distribusi gas melon untuk non-PSO terjadi akibat banyaknya masyarakat tidak berhak yang beralih mengakses LPG  untuk PSO.

“Ini yang menjadi keprihatinan kami. Apa yang sebetulnya terjadi di lapangan? Kenapa non-PSO turun? Apakah terjadi switch dari non-PSO ke PSO? Faktanya ternyata ada beberapa kasus pengoplosan. Untuk itu, pemerintah sedang betul-betul mengawasi hal ini dan beberapa solusi juga sedang dilakukan,” tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengatakan perseroan akan menambah pasok LPG 3 kg secara terukur dan mengacu pada kuota yang ditetapkan oleh Ditjen Migas Kementerian ESDM.

Menurut catatan Pertamina, per 31 Juli 2023, masyarakat yang sudah teregistrasi di pangkalan secara digital untuk LPG 3 kg mencapai 6,7 juta konsumen. Adapun, transaksi harian gas melon mencapai 8,8 juta per hari.  

Adapun, lonjakan transaksi tertinggi terjadi pada 31 Juli 2023 khususnya di Jawa Barat yang memiliki 36.000 pangkalan dan Jawa Tengah dengan 45.000 pangkalan. Riva menegaskan tidak terjadi kelangkaan LPG 3 kg di kedua wilayah tersebut.

“Transaksi tertinggi terjadi pada 31 Juli dengan jumlah 1,2 juta tabung. Ini merupakan salah satu indikasi bahwa masyarakat sudah terbiasa dan mau melakukan pendataan di level pangkalan. Seluruh pendataan dalam sistem digital ini semoga bisa diselesaikan pada kuartal III-2023,” tutur Riva. 

Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Alfian Nasution menambahkan stok dan pasokan LPG 3 kg pada Juli dialokasikan di posisi 14 hari, atau sesuai dengan prognosis perusahaan di rentang 14—15 hari per bulan.

“Pasokan LPG Juli itu sedikit di atas penjualan yaitu sekitar 700.000 metrik ton, sementara penjualan Juni hanya 690.000 metrik ton. Jadi pasokan yang kami siapkan pada Juli pada dasarnya di atas Juni. Kami tambah 5% dari bulan sebelumnya,” ujarnya.

(wdh)

No more pages