Bloomberg Technoz, Jakarta - Aplikasi Twitter kini telah ‘hilang’. Setelah hanya berganti logo pada foto profil Elon Musk, pemilik X Corp., kini aplikasi burung biru telah berubah dengan siluet X dengan kombinasi hitam putih.
Dua toko aplikasi paling populer, Apple Apps Store dan Google Apps Store telah menyediakan fitur pembaruan atau update pada aplikasi X, yang sebelumnya Twitter.
Perubahan pada laman toko aplikasi menjadi langkah lanjutan dari ambisi Musk untuk menciptakan aplikasi super (super apps), yang bisa melakukan semua hal seperti halnya kisah sukses WeChat di China.

Project X sebagai layanan untuk semua merupakan mimpi lama Musk sat era dot-com. Ia mencoba membuat produk pembayaran dan sengaja pindah ke Sillicon Valley dengan membuat X.com, yang berubah nama menjadi Paypal. Entitas ini kemudian berpindah kepemilikan ke eBay Inc., dan kekayaan Musk lompat akibat transaksi tersebut.
Kini X memakai ‘kendaraan’ Twitter, platform media sosial yang dulu dikenal dengan aplikasi microblogging. Dengan lugas Musk menyatakan akan menjadikan X (dulu Twitter) seperti WeChat milik grup teknologi besar China, Tencent Holdings Ltd.
Mengekor WeChat berarti X akan menjelma sebagai platform fintech, yang memungkinkan pengguna saling mengirim dana, membayar barang dan jasa, juga meminjam uang.
Musk mencoba peruntungan usai Google dan Facebook pernah memiliki proyek sejenis. Facebook dengan Libra beberapa tahun lalu merevolusi sistem pembayaran lintas negara namun tidak jelas kabarnya pasca bank sentral global menentang rencana ini. Sedangkan Google pernah merencanakan keuangan digital, dan bahkan mendaftarkan 11 bank sebagai mitra untuk peluncuran layanan itu sebelum tiba-tiba membatalkan seluruh rencana.
Misi ini membawa korban, yaitu penghapusan menghapus logo burung biru ikonik dan menggantinya dengan huruf X dengan konsekuensi kehilangan valuasi merek bernilai triliunan rupiah demi misi itu.
Pranav Sood, manajer umum eksekutif di platform pembayaran lintas negara Airwallex menyatakan, “saya tidak bilang bahwa Elon Musk tidak mampu melakukan [visi itu], tetapi ini adalah sesuatu yang membutuhkan waktu dan investasi karena Anda harus memastikan telah melakukan hal yang benar agar tetap patuh secara global,” dilaporkan Bloomberg News.
- Dengan asistensi Aisha S Gani dan Jenny Surane
(wep/roy)