Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Di tengah proses PKPU yang belum ada titik kejelasan, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mencatatkan rugi bersih Rp2,07 triliun pada periode Semester I-2023, meningkat 776,25% secara year on year (yoy).

Kerugian disebabkan oleh beban keuangan yang besar ditambah dengan lonjakan beban umum dan administrasi. Kedua beban ini tidak bisa ditutupi oleh laba bruto yang juga mengalami penurunan.

Lebih rinci, utang jumbo dari WSKT mmebuat beban keuangan menembus Rp2,08 triliun atau meningkat 5,75% secara yoy. Sementara itu, beban umum dan adminitrasi naik 18,7% menjadi Rp1,05 triliun. 

Total utang WSKT dalam bentuk surat utang dan kepada lembaga keuangan mencapai Rp60,96 triliun, atau memiliki porsi 72,3% dari tital liabilitas yang mencapai Rp84,31 triliun. 

Pendapatan usaha WSKT di semester I-2023 sebesar Rp5,27 triliun, turun 13,42% secara tahunan dari sebelumnya Rp6,09 triliun. Pendapatan usaha disumbang dari segmen jasa konstruksi yang mencapai Rp 4,34 triliun. Lalu perusahaan juga mendapat perolehan dari segmen jalan tol hingga Rp 548,37 miliar. Sementara dari segmen penjualan precast Rp 194,41 miliar.

Selanjutnya dari segmen penjualan infrastruktur lainnya, perusahaan mendapat Rp 28,75 miliar, sementara dari pendapatan hotel Rp 41,04 miliar. Lalu perolehan bunga dari jasa konstruksi, perusahaan memperoleh Rp 23,85 miliar.

WSKT sejatinya mampu menurunkan beban pokok 11,48% menjadi Rp4,81 triliun. Namun, penurunan ini masih kurang proporsional dengan penurunan pendapatan. Sehingga, laba kotor WSKT turun 29,61% menjadi Rp462,58 miliar.

Sebelumnya, PT Waskita Toll Road, anak usaha PT Waskita Karya Tbk (WSKT) telah menandatangani kesepakatan untuk restrukturisasi utang senilai Rp4,5 triliun atau US$30 juta dari sembilan bank.

Perusahaan pembangun jalan tol bersama para kreditur juga sepakat untuk menurunkan tingkat bunga fasilitas kredit sindikasi agar lebih sesuai dengan kapasitas perseroan dalam membayar utang dan mempertahankan operasional, demikian dinyatakan oleh Waskita dalam sebuah pernyataan.

Pernyataan tersebut tidak menyebut apa referensi bunga. Bunga acuan BI7DRR sejauh ini masih berada di posisi 5,75%.

Waskita Karya, salah satu perusahaan milik negara di sektor konstruksi terbesar yang sahamnya tercatat di bursa saham, telah berjibaku memenuhi kewajiban setelah serangkaian penugasan negara di bawah pemerintahan Presiden RI Joko Widodo telah membuat utang perseroan melambung dan pecahnya kasus korupsi juga telah menyeret penahanan presiden direktur Waskita beberapa waktu lalu.

Waskita meminta penundaan pembayaran kepada para kreditur untuk sejumlah obligasi tahun ini dan telah menempuh restrukturisasi dengan para bankir beberapa waktu belakangan. Anak usaha Waskita lainnya yaitu PT Waskita Beton Precast juga telah merestrukturisasi utang.

(dba)

No more pages