Logo Bloomberg Technoz

Data perdagangan menunjukkan nilai perdagangan mencapai Rp4,49 triliun dari sejumlah 11,44 miliar saham yang ditransaksikan.

Tercatat ada penguatan 296 saham dan sebanyak 209 saham terjadi pelemahan. Sisanya 218 saham stagnan. Sementara kurs rupiah terpantau melemah 0,15% ke posisi Rp15.198/US$.

Sektor saham teknologi, dan sektor saham barang baku menjadi pendukung utama kebangkitan IHSG dengan kenaikan 1,28% dan 1,26%, disusul oleh menguatnya sektor saham konsumen primer sebesar 1,01%. Sedangkan, sektor saham konsumen non primer mengalami koreksi 0,04%.

Sejumlah saham-saham teknologi yang menjadi pendorong kenaikan IHSG, PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) yang melesat 9,1%, dan saham PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk (ZYRX) yang naik 6,4%, dan saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) yang menguat 4,5%.

Senada, saham barang baku juga naik mendukung penguatan IHSG, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) meroket 6,8%, PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT) melesat naik 5,6%. PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) menguat 4,9%.

Penguatan tersebut didorong oleh saham-saham semen yang mencatatkan hasil positif pada kinerja laporan keuangan semester I-2023 seperti CMNT, INTP, SMGR dan SMBR. Adapun volume penjualan semen RI sukses mencetak pertumbuhan yang didukung penuh oleh peningkatan kegiatan konstruksi terutama di wilayah Kalimantan, Bali, dan Nusa tenggara. 

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, data produksi semen pada semester I-2023 mencapai sebesar 29,3 juta ton, dengan kebutuhan semen nasional mencapai 28 juta ton. 

Sedangkan kinerja bursa di Asia siang hari ini bergerak bervariasi dengan kecenderungan melemah. Indeks Nikkei 225 drop 1,16%, indeks Kospi turun 0,51%, indeks Strait Times Singapura terdepresiasi 0,07%, indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,6% dan indeks Shanghai Composite menguat 0,39%.

Sementara yang jadi pemberat masih dari sentimen Amerika Serikat (AS), mengenai langkah Fitch Ratings yang secara mengejutkan melakukan pemangkasan peringkat utang Amerika Serikat (AS), sekaligus meningkatkan kekhawatiran akan aset-aset yang berisiko, seperti saham dan beralih ke aset yang lebih aman (Haven Assets).

Adapun surat utang AS saat ini diberi peringkat AA+ oleh Fitch, satu tingkat di bawah AAA, dan pandangan yang stabil terhadap negara tersebut.

Fitch menurunkan peringkat utang AS dari AAA, peringkat yang dipegang negara tersebut di Fitch setidaknya sejak 1994, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

Sebagai gambaran, downgrade dapat mempengaruhi harga dari sejumlah surat utang Pemerintah AS yang beredar di pasar.

Berkaca kepada sejarah, langkah Fitch ini pernah terjadi pada 2011. Kala itu agen pemeringkat S&P menurunkan rating AA+ pada Pemerintah AS sehingga memicu gelombang downgrade atas sejumlah surat utang korporasi dan aksi jual yang tinggi pada pasar saham.

Downgrade ini juga merefleksikan ekspektasi pemburukan kondisi fiskal untuk tiga tahun ke depan.

(fad)

No more pages