Enam provinsi lainnya mengalami penurunan investasi pada periode tersebut, sementara enam provinsi lagi melaporkan pertumbuhan yang lebih lambat dari tingkat nasional sebesar 3,8%. Investasi di Fujian hanya naik 1,8% dan 1,4% di Chongqing.
Tekanan Utang
Investasi di provinsi-provinsi China turun menyusul kemerosotan pendapatan tanah, sumber utama pendapatan di banyak provinsi. Pada paruh pertama tahun 2023, pendapatan dari penjualan tanah turun 21% dari tahun sebelumnya, mengurangi pendapatan untuk berbagai anggaran dana pemerintah sebesar 17% dan mempersulit Kementerian Keuangan negara tersebut untuk memenuhi perkiraan pendapatannya untuk tahun tersebut.
Guangxi dan Tianjin termasuk di antara 10 provinsi yang dikutip oleh Fitch Ratings sebagai provinsi di mana utang pemerintah daerah paling berisiko terkena tekanan refinancing.
Rasio utang Tianjin naik hampir tiga kali lipat dari pendapatannya tahun lalu, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg, sedangkan Guangxi 144%. Yunnan dan Guizhou, yang juga disorot dalam daftar Fitch, dengan memiliki rasio utang masing-masing 172% dan 164%.
Data di provinsi-provinsi China juga menunjukkan lemahnya pertumbuhan ekonomi di beberapa tempat. Perekonomian Jiangxi tumbuh hanya 2,4% dalam enam bulan pertama dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang merupakan laju paling lambat dari semua provinsi, sementara Guangxi tumbuh 2,8%.
Ekspansi ekonomi di Shanghai yang sebesar 9,7% adalah yang tercepat, meskipun beberapa di antaranya kemungkinan disebabkan rendahnya perbandingan dengan tahun lalu, ketika kota tersebut berbulan-bulan lockdown. Output industri di Beijing dan Heilongjiang menyusut di paruh pertama, sementara penjualan ritel di Ningxia turun.
Defisit anggaran utama di 19 provinsi menyusut pada paruh pertama tahun ini, sementara Shanghai surplus. Namun pejabat tinggi China telah berjanji mengeluarkan lebih banyak langkah untuk mendukung pertumbuhan dan konsumsi, meski berhenti memberikan dukungan dana langsung kepada konsumen dan perusahaan,
--Dengan asistensi Kevin Kingsbury, Alice Huang, Tom Hancock dan Jane Pong.
(bbn)