Bloomberg Technoz, Jakarta - Sesuai prediksi, nilai tukar rupiah membuka perdagangan hari ini dengan pelemahan konsisten. Penguatan dolar AS terus terjadi ditengah tingginya sentimen negatif di pasar saham dan obligasi menyusul langkah Fitch Ratings menurunkan peringkat utang Amerika.

Rupiah terperosok ke level Rp15.203 pada pukul 09:16 WIB, Kamis (3/8/2023), atau turun 28 bps terhadap greenback. Rupiah terseret aksi jual yang masih melanda bursa saham dan pasar surat utang. Adapun kurs tengah Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Index (JISDOR) pada perdagangan Rabu kemarin ditutup lebih kuat di level Rp15.171/US$.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini dibuka turun 0,4% dan kini bertahan di level 6.887,75. Sementara di pasar surat utang negara, aksi jual juga masih berlangsung dengan imbal hasil SUN 10 tahun tergerus ke 6,297% sedangkan tenor 2 tahun 6,057%. 

Imbal hasil surat utang Amerika Serikat melanjutkan kenaikan ke level tertinggi setelah penurunan peringkat dari AAA menjadi AA+ oleh lembaga pemeringkat Fitch Ratings. US Treasury tenor 10 tahun dan 2 tahun masing-masing melambung ke level 4,106% dan 4,893%. 

Bank Indonesia dalam pernyataannya kemarin memastikan BI aktif melakukan intervensi untuk menjaga keseimbangan permintaan dan penawaran valas. Dengan bekal nilai cadangan devisa per Juni sebesar US$ 137,5 miliar, bank sentral akan menghadapi gelombang tekanan yang datang justru ketika puncak permintaan valas secara historis lazimnya telah mereda pada Mei-Juni.