"Karena pertimbangan cuaca, maka hari ini kita tunda dulu, besok pagi kita coba lagi,” kata Muhadjir.
Selain itu, menurut dia, bencana kekeringan dan cuaca dingin ekstrem di Distrik Agandugume, Lambewi, dan Oneri terjadi tiap Mei-Juli. Hal ini ditandai dengan mulai turunnya kabut dan hujan es. Hal ini diperparah dengan udara kering yang menyebabkan tanaman pangan seperti umbi-umbian rusak.
Berdasarkan data pemerintah, ada sebanyak 7.500 orang yang terdampak bencana kekeringan dan cuaca dingin ekstrem di tiga distrik tersebut. Sejak Juni 2023, bencana ini telah menyebabkan 6 orang meninggal dunia.
“Jadi tumbuhan dan umbi-umbian ini membusuk dan kemudian diikuti dengan udara kering. Dan pada saat udara kering ini tidak ada tanaman yang tumbuh,” ujar Muhadjir.
(frg)