"Para penggemar K-pop sangat prihatin, bukan hanya karena tempat berharga kami sedang dihancurkan," kata Lee Da-yeon, seorang mahasiswa sastra Inggris berusia 20 tahun yang menjadi bagian dari aksi protes. "Ketika kami bersatu sebagai legiun penggemar K-pop global, kami percaya bahwa kami memiliki kekuatan dan pengaruh untuk mengatasi masalah yang paling menghancurkan di zaman kita - perubahan iklim."
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-Yeol dianggap telah mundur dari upaya peningkatan penggunaan energi bersih seperti surya dan angin. Bahkanm ketika perusahaan-perusahaan seperti Samsung Electronics Co. dan para investornya mendesak peralihan yang lebih cepat ke energi yang lebih bersih.
Pemerintaha justru mendukung perluasan pembangkit listrik tenaga nuklir dan penggunaan offset karbon atau teknologi yang dapat membantu mempertahankan konsumsi bahan bakar fosil.
Batu bara diperkirakan akan menyumbang sekitar 20% dari pembangkit listrik Korea Selatan pada akhir dekade ini. Hal ini berarti mempertahankan peran penting batu bara dalam bauran energi negara tersebut meskipun pangsanya sudah turun hingga sepertiga, pada 2021.
Menurut data yang dikumpulkan Bloomberg, ada pembangkit listrik tenaga batu bara di Korea Selatan dengan total kapasitas 7,3 gigawatt yang beroperasi pada 2020-2025. Wilayah Gangwon sendiri akan menjadi rumah bagi sekitar seperlima dari kapasitas tersebut pada akhir tahun depan.
Penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik secara global memang meningkat pada 2022, karena perang Rusia di Ukraina. Hal ini dipicu dari rusaknya rantai pasokan gas alam bersamaan permintaan listrik terus meningkat di negara-negara berkembang.
Meskipun pangsa bahan bakar dalam bauran tenaga listrik dunia diperkirakan akan menurun seiring dengan upaya negara-negara untuk mencapai nol karbon, para penentangnya khawatir bahwa penambahan pembangkit listrik tenaga batu bara baru berisiko mengunci penggunaan sumber tenaga yang sangat berpolusi selama beberapa dekade lagi.
Pemerintah Korea Selatan sebelumnya berjanji untuk mengurangi emisi 40% di bawah tingkat emisi tahun 2018, pada 2030. Kebijakan ini saja sudah menuai kritik sebagai kebijakan yang mengecewakan oleh Climate Action Tracker.
Sejak menjabat tahun lalu, Yoon juga telah mengurangi beberapa target utama, seperti memberikan jalan yang lebih mudah bagi perusahaan-perusahaan besar untuk mengurangi emisi dan mengurangi ambisi untuk energi terbarukan menjadi 22% dari pembangkit listrik pada 2030, dari yang sebelumnya 30%.
Para aktivis iklim memperkirakan, pembangkit listrik tenaga batu bara di dekat Butter Beach diperkirakan akan melepaskan lebih dari 13 juta ton emisi gas rumah kaca setiap tahun. Kegiatan ini akan memakan biaya 4,9 triliun won atau US$3,8 miliar. Menurut perhitungan BloombergNEF, Korea dapat menambahkan 2,9 gigawatt tenaga surya, atau 1,8 gigawatt tenaga angin di darat, dengan uang tersebut.
"Saya benar-benar kehilangan kata-kata, melihat ke mana arah transisi energi Korea," kata Hong Jong-ho, seorang profesor di Sekolah Pascasarjana Studi Lingkungan Universitas Nasional Seoul.
Kementerian energi Korea Selatan menolak berkomentar mengenai penggunaan batu bara di negara tersebut. Pengembang Samcheok Blue Power Co. tidak menanggapi permintaan komentar.
Dalam prospektus bulan Maret, perusahaan ini mengatakan bahwa pembangkit listrik tenaga batu baranya akan dilengkapi dengan "fasilitas lingkungan hidup dengan tingkat tertinggi di Korea untuk meminimalisir emisi polutan," dan bersikeras bahwa operasi ini diperlukan untuk menyediakan keamanan energi dan membantu menstabilkan harga-harga listrik.
Operasi Samcheok akan memiliki total kapasitas 2,1 gigawatt, menjadikannya pembangkit listrik tenaga batu bara terbesar ketujuh di Korea Selatan.
Bermitra dengan para penggemar K-pop telah terbukti efektif dalam meningkatkan pesan anti-batubara, demikian ungkap Korea Beyond Coal.
"Mengikutsertakan para penggemar K-pop membawa kampanye ini ke tingkat yang lebih tinggi karena mereka adalah salah satu kelompok yang paling besar, paling terorganisir, dan paling cepat di internet," ujar Bae Yeojin, seorang juru kampanye di organisasi tersebut.
"Ini benar-benar pertama kalinya kami menarik perhatian global untuk masalah lokal," kata Bae. Petisi bersama tahun 2021 yang dibuat oleh grup dan Kpop4planet berhasil mengumpulkan sekitar 50.000 tanda tangan.
Bahkan sebelum PLTU mulai membakar batu bara, sudah ada dampak yang dirasakan oleh penduduk kota. Samcheok Blue Power mulai mengangkut batu bara dengan truk pada bulan Juli untuk menguji coba kompleks pembangkit listrik tersebut sambil menunggu selesainya pembangunan pelabuhan. Hampir 890.000 ton batu bara akan dibutuhkan selama delapan bulan ke depan.
"Kami akan melihat satu truk bermuatan batu bara kira-kira setiap menit keluar masuk kota kami," kata Ma Kyungman, seorang petani stroberi berusia 61 tahun di Samcheok yang telah ikut serta dalam demonstrasi lokal menentang PLTU batu bara dan energi nuklir. "Saya tidak bisa hanya duduk dan melihat batu bara menjadi pembunuh diam-diam bagi keluarga dan kampung halaman saya yang indah."
Ia mengatakan bahwa fokusnya sekarang adalah untuk menjaga tingkat pengoperasian PLTU yang baru ini tetap rendah dan agar PLTU ini ditutup secepat mungkin.
Kegiatan pembangunan pembangkit listrik juga merusak industri pariwisata di kawasan yang mulai naik karena terdorong efek BTS di Butter Beach. Kawasan tersebut mengalami meningkatkan perdagangan untuk hotel, kafe, dan restoran.
Kedatangan peralatan untuk mengatasi erosi pantai dan pembangunan pelabuhan baru telah mengubah pemandangan yang dulunya sangat indah di Maengbang, termasuk dari tempat di mana BTS difoto di deretan kursi berjemur bergaris.
"Saya berkendara selama tiga jam untuk berada di sini, dan saya sangat kecewa," kata Kim Hwal-ran, seorang penggemar BTS berusia 42 tahun yang membawa anak-anaknya ke pantai. "Sulit dipercaya bahwa ini adalah tempat pemotretan."
(bbn)