Sejalan dengan penuturan Wim, dalam laporan keuangan MPPA memang terlihat ada penurunan beban penjualan 24% menjadi Rp112,44 miliar. Beban umum & administrasi juga turun 2,3% menjadi Rp628,19 miliar.
Back to Basic
Platform pertumbuhan baru melalui aplikasi loyalti telah diluncurkan. Penjualan secara online, baik menggunakan platform sendiri maupun marketplace juga telah dilakukan. Ini semua untuk memberikan kemudahan kepada pelanggan.
Namun, strategi kunci yang tak kalah penting yang dilakukan MPPA adalah, kembalinya MPPA ke sisi yang telah menjadi kekuatannya sejak awal, menjual produk segar (fresh). Target penjualan juga saat ini juga bukan lagi fokus ke B2B, melainkan langsung ke end user.
"Pertumbuhan penjualan MPPA fokus pada peningkatan proposisi nilai yang ditawarkan kepada konsumen mulai dari penyesuaian ragam produk, penetapan harga, dan fokus kembali pada produk fresh sebagai produk usungan utama," tutur Wim.
Strategi itu juga tercermin dari perincian penjualan bersih MPPA. Dari total penjualan bersih Rp3,7 triliun, 98% diantaranya berasal dari segmen penjualan langsung. Sisanya, sebesar 2%, disumbangkan dari segmen konsinyasi.
Tentu, strategi 'back to basic' ini tetap dilakukan dengan penyesuaian di sejumlah sisi. Antara lain, merombak model toko offline untuk memberikan pengalaman belanja yang lebih baik dan nyaman bagi pelanggan.
"Seluruh inisiatif ini membutuhkan dana, oleh karena itu, kami telah menerapan program penghematan biaya yang ketat untuk mengatur ulang kembali belanja operasional perseroan untuk basis biaya yang lebih baik di tahun mendatang," kata Wim.
(dhf/frg)