Rusia telah meningkatkan serangan di pelabuhan Danube sejak menarik diri dari kesepakatan ekspor biji-bijian dengan Ukraina lewat Laut Hitam. Bulan lalu, Rusia menyerang Reni, yang sama pentingnya dengan Izmail dan Ust-Dunaisk bagi Ukraina, untuk menghindari blokade Rusia dengan mengirimkan biji-bijian lewat Danube untuk dikirim dari peraiaran teritorial Rumania.
Dua broker biji-bijian yang beroperasi di Sungai Danube mengatakan Izmail masih berfungsi, dan kapal tetap mengangkut meskipun pelabuhan mengalami kerusakan. Akan tetapi, seseorang mengatakan bahwa tidak jelas berapa banyak kapal yang akan terus berlabuh di pelabuhan itu, karena Kanal Bystre Ukraina, yang membentang di sepanjang perbatasan dengan Rumania, tidak lagi dianggap aman.
Menurut seorang pejabat industri transportasi, serangan itu tampaknya dimaksudkan sebagai efek jera dengan hanya tiga kapal besar yang mencapai pelabuhan Ukraina pada Selasa (1/8/2023). Sementara kapal-kapal kecil dan tongkang terus berlayar ke Sungai Danube.
Lusinan kapal saat ini menanti di perairan Rumania, dan hanya kapal-kapal kecil dan tongkang yang mendekati pelabuhan untuk memuat biji-bijian dan bahan bakar melalui saluran Danube Rumania. Mengenai hal ini, Kementerian Infrastruktur Ukraina dan Kementerian Pertahana Rumania menolak berkomentar.
Presiden Rumania Klaus Iohannis mengutuk serangan itu sebagai "kejahatan perang", dengan mengatakan serangan itu telah melemahkan pasokan makanan bagi yang paling membutuhkan di dunia.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah membela keputusan Rusia untuk mundur dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam. Dia menyalahkan negara-negara Barat atas "krisis" pangan global dan menuduh mereka "menghalangi" ekspor pertanian Rusia, bahkan ketika rekor volume pengiriman gandum dan pupuk telah pulih hingga menyentuh level sebelum perang.
Masalahnya terjadi pada Global South, di mana negara-negara berkembang yang bergantung pada biji-bijian yang dikirim melalui Laut Hitam terkena dampak lonjakan terhadap harga pangan.
Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Naledi Pandor mengatakan pada Selasa bahwa negaranya berusaha membujuk Rusia untuk kembali melakukan pembicaraan terkait kesepakatan itu. Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi mengatakan Jepang "menyesalkan" berakhirnya kesepakatan tersebut dan berharap dapat dimulai kembali.
--Dengan asistensi Áine Quinn, Andra Timu dan Greg Sullivan.
(bbn)